Produksi Gaharu Mahal, Pikat Petani di Kolut

  • Bagikan
Saiful, petani Gaharu asal Desa Mattiro Bulu, Kecamatan Kodeoha, Kabupaten Konut, Sultra. (Foto: Hasrianty/SULTRAKINI.COM)
Saiful, petani Gaharu asal Desa Mattiro Bulu, Kecamatan Kodeoha, Kabupaten Konut, Sultra. (Foto: Hasrianty/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KOLAKA UTARA – Selain harganya fantastik, tanaman Gaharu juga dijadikan bahan dasar wangi-wangian. Inilah yang mendorong masyarakat Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara berbondong-bondong menanam pohon gaharu jenis beringin asal Kalimantan Tengah.

Untuk membuat wangi-wangian dari bahan Gaharu, prosesnya dengan cara merajang (mencacah) kayu Gaharu sebelum masuk proses penyulingan menggunakan mesin khusus agar menghasilkan minyak. Ampasnya hasil penyulingan pun masih bisa digunakan. Caranya dibentuk kerucut atau hio kemudian dibakar dan mengeluarkan wangi khas. Ada juga cara lain mengeluarkan aroma dari kayu Gaharu, yakni membakar langsung sayatan-sayatan kayu Gaharu.

Konsumsi wewangian dari bahan kayu Gaharu kebanyakan dari etnis timur tengah, sehingga Indonesia mengekspor komoditi ini ke negara setempat.

Di Kolut, terdapat puluhan petani Gaharu kebanyakan di Kecamatan Kodeoha dan Kecamatan Tiwu.

Nilai jual tinggi dari produksi Gaharu ikut menarik minat salah satunya warga Desa Mattiro Bulu, Kecamatan Kodeoha, Kabupaten Kolut, Saiful. Dia mulai membibitnya hingga ribuan pohon untuk ditanam di kawasan perkebunannya.

“Ada baiknya kalau pohon Gaharu ini dibudidayakan secara luas yang nantinya sebagai komoditas perdagangan yang menguntungkan. Untuk Gaharu yang bermutu baik sampai sangat baik harga per kilogramnya bisa mencapai puluhan juta rupiah, bahkan ratusan juta rupiah per kilogram,” ujar Saiful.

Laporan: Hasrianty
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan