Profesor UHO Temukan Alat Pengusir Hama Rumput Laut Pertama di Dunia

  • Bagikan
Prof Ma'ruf Kasim (kiri) pada acara I3E di Yogyakarta, Jumat (26 Oktober 2018). Foto: Dok Pribadi Ma'ruf.

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Universitas Halu Oleo (UHO) memamerkan alat pengusir hama rumput laut pertama di dunia pada Inovasi Inovator Indonesia Expo (I3E) 2018 di Jogja City Mall, Yogyakarta.

I3E deselenggarakan oleh Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, mulai 25 hingga 28 Oktober 2018, memamerkan 100 inovasi Indonesia.

Inovasi pengusir hama rumput laut yang dipamerkan UHO merupakan inovasi pertama di Indonesia bahkan dunia.

Inovasi ini dibuat Prof Dr Ma’ruf Kasim yang merupakan peneliti pada LPPM dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UHO.

Menurut Ma’ruf, alat ciptaannya tersebut berfungsi untuk mengusir hama ikan dan penyu yang selalu memakan rumput laut.

Ma’ruf menjelaskan, budidaya rumput laut terus berkembang dan menjadi salah satu komoditas unggulan bagi masyarakat pesisir. Namun budidaya rumput laut dengan metode mengikatkan rumput laut pada tali yang memanjang (longline), memberikan peluang bagi ikan herbivora untuk memakan rumput laut.

“Dengan metode longline, serangan hama ikan herbivora dapat menurunkan produksi rumput laut,” kata Ma’ruf kepada SultraKini.com, Jumat (26 Oktober 2018) sore.

Untuk itu, alat pengusir hama rumput laut adalah satu-satunya alat yang dapat digunakan untuk mengusir hama ikan herbivora yang sering memakan rumput laut.

Alat pengusir hama rumput laut di desain dengan sangat sederhana dan mengeluarkan gelombang suara yang dapat mengusir ikan herbivora pemakan rumput laut.

Pengembangan alat pengusir hama rumput laut ini sangat potensil pada daerah-daerah budidaya rumput laut.

Pengoperasian alat ini sangat sederhana, hanya diletakkan dengan cara dikaitkan pada salah satu tali budidaya rumput laut.

Menurut Ma’ruf dengan menggunakan alat pengusir hama buatannya tersebut dapat meningkatkan produksi rumput laut hingga dua kali nilai produksi dalam setiap kali panen.

Atas temuan spektakuler tersebut, Ma’ruf merasa termotivasi untuk terus berkarya untuk temuan-temuan baru lainnya.

“Saya tidak akan berhenti berinovasi karena bagi saya kita tidak cukup hanya menjadi seorang peneliti. Kami tidak akan pernah berhenti untuk melahirkan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat pesisir Indonesia, khususnya masyarakat di Sulawesi Tenggara,” ucap pria yang pernah menjadi innovator terbaik Indonesia pada tahun 2016.

 

HAMA RUMPUT LAUT

Hama rumput laut umumnya adalah organisme laut yang memangsa rumput laut sehingga menimbulkan kerusakan fisik terhadap thallus, dimana thallus akan mudah terkelupas, patah atau pun habis dimakan hama.

Hama rumput laut sendiri dibagi dua berdasarkan ukurannya, yakni hama mikro (micro grazer) dan hama makro (macro grazer).

Hama mikro berukuran panjang kurang dari 2 cm dan melekat pada thallus, seperti larva bulu babi (Tripneustus) yang bersifat planktonik, melayang-layang di dalam air dan kemudian menempel pada tanaman rumput laut.

Selain itu adalah larva teripang (Holothuria sp) yang menempel dan menetap pada thallus rumput laut, kemudian tumbuh menjadi besar.

Larva yang sudah besar akan menjadi hama makro dan dapat memakan thallus rumput laut secara langsung dengan cara menyisipkan ujung-ujung cabang rumput laut ke dalam mulutnya.

Hama makro berukuran lebih besar dari ukuran 2 cm biasanya menyerang tanaman yang berada dekat perairan dengan dasar karang atau karang berpasir sekitar pantai.

Hama makro yang paling ganas dan dapat menghancurkan tanaman rumput laut adalah ikan beronang (Siganus javus), penyu hijau (Chelonia mydas), teripang (Holothuria sp) dan bintang laut (Protoneostes).

Laporan: Habiruddin Daeng

  • Bagikan