SULTRAKINI.COM: ADELAIDE – Bali memang identik dengan the second home-nya warga Australia. Namun di OzAsia Festival 2016, festival kebudayaan Asia terbesar di negara bagian South Australia, Tour and Travel Adelaide, hingga Menteri Perdagangan dan Investasi Australia Selatan, Martin Hamilton Smith, ditawarkan beyond Bali. Bali dan sekitarnya yang juga menyimpan eksotisme yang khas dengan kombinasi alam dan budaya.
Ajakan itu didesain Asdep Pengembangan Pemasaran Asia Pasifik Kemenpar, Vinsensius Jemadu, dalam bentuk Indonesia VIP Series OzAsia 2016. Bali sudah tidak asing lagi bagi warga Australia. Itu fakta! Bukan rekayasa. Di 2016 ini saja, angka kenaikan inbound dari Aussie naik sangat tinggi. Data terbaru yang dikeluarkan ABS (Australia Bureau of Statistics), selama empat bulan Mei -Juli 2016, berturut-turut, Indonesia menjadi jawara destinasi outbond bagi masyarakat Australia.
Tren kenaikan tahun per tahunnya mencapai 23,3%. Satu-satunya yang menyentuh dua digit untuk kategori 10 negara terbesar penyumbang wisman ke Indonesia. Jumlahnya mencapai 201 ribu wisatawan sebulan. Angka itu, sudah menyalip “Pure” Selandia Baru yang selama bertahun-tahun selalu jawara dan tidak terkalahkan dengan wisman 99.400 orang.
Dan 80% dari angka tadi, Bali menjadi destinasi wisata utama bagi wisman Australia. Menpar Arief Yahya memang memprogramkan Bali sebagai tourism hub. Wisman datang dan mengeksplore Bali, setelah itu didistribusikan ke berbagai destinsi lain di tanah air. Tentu, yang paling memperoleh manfaat terlebih dahulu adalah Bali, karena memang brand Bali dalam pariwisata itu terbesar, 40 persen. “Bali jadi Tourism hub dulu, setelah itu naik kelas menjadi ke Trade dan Investment, TTI,” kata Arief Yahya.
Pesona Bali memang tidak bisa terbantahkan. Sudah banyak tokoh-tokoh dunia yang plesiran ke Bali. Dari mulai Marilyn Monroe, Charlie Caplin, Paris Hilton, Julia Roberts, Katy Perry, Christina Aguilera, Aston Khucher, Justein Bieber, Jennifer Lopez, Nicole Kidman, David Beckham, Victoria Beckham, CristianoRonaldo, Richard Gere hingga Gwyneth Paltrow sudah pernah berlibur ke Pulau Dewata.
Reputasi Bali di level dunia juga terus melejit. Segudang prestasi internasional ditorehkan. Dari mulai award pulau terbaik Asia 2016, tujuan wisata terbaik Asia 2016 versi Lonely Planet, pulau terbaik dunia berdasarkan survei Travel+Leisure di akhir 2015, semua pernah disambar Bali. “Itu sebabnya kami sangat faham betapa sulitnya teman-teman tour and travel Australia menjual paket wisata selain Bali. Presiden Jokowi dan Menteri Pariwisata RI Arief Yahua juga menyadari ini. Karenanya sekarang kami membangun Bali-Bali baru. Semuanya diprogramkan dalam konsep 10 Top Destinasi Prioritas,” terang Vinsensius Jemadu di tengah agenda Indonesia VIP Series OzAsia, Sabtu (24/9) malam.
Pidato VJ, sapaan akrab Vinsensius Jemadu yang disampaikan tanpa teks sukses ‘menyihir’ tamu undangan. Dari mulai tour and travel Adelaide, Menteri Perdagangan dan Investasi Australia Selatan, Martin Hamilton Smith, Dubes RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema, Konjen RI untuk New South Wales, Queensland dan Australia Selatan, Yayan GH
Mulyana, Chairman Adelaide Festival Centre Trust, Michael Abbott, President The Australian-Indonesian Association, Tji Srikandi Goodhart hingga OzAsia Festival Director, Joseph Mitchel , dibuat terpana dengan paparan VJ tadi. Semua mata tak pernah henti menatap serius ke arah VJ.
Semua menyimak ajakan berwisata ke 10 destinasi beyond Bali seperti Danau Toba di Sumatera Utara, Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Pulau Seribu Jakarta, Borobudur Jateng, Bromo
Jatim, Mandalika Lombok, Labuan Bajo Komodo, Wakatobi Sultra dan Morotai Maluku Utara. Pertanyaannya, apakah komitmen Negara serius? Konsisten membangun 10 beyond Bali?
Menempatkan pariwisata sebagai sektor prioritas? Sebelum sejumlah pertanyaan tadi muncul, VJ langsung meng-conternya dengan segala hal yang sudah dilakukan pemerintah. “Di era Presiden Joko Widodo, Pariwisata ditempatkan sebagai sektor unggulan, selain infrastruktur, maritim, pangan dan energi,” sebut VJ.
VJ tidak mengada-ada. Faktanya, pariwisata memang sudah dijadikan leading sector pembangunan nasional. Itu terjadi lantaran pertumbuhan penerimaan devisa pariwisata tertinggi. Angkanya mencapai 13%. Sangat kontras bila dibandingkan dengan minyak gas bumi, batubara, dan minyak kelapa sawit yang pertumbuhannya negatif.
Dibanding top 10 penerimaan devisa lainnya? Pariwisata lagi-lagi tak terkalahkan. Karet olahan, pakaian jadi, alat listrik, makanan olahan, tekstil, kertas dan barang dari kertas, kayu olahan dan bahan kimia, performance-nya sedang lesu dan turun. Sementara pariwisata, angkanya terus bergerak naik.
“Hanya Pariwisata yang naik, dari USD 10M di 2013, lalu naik USD 11M di 2014, dan naik lagi USD 12,6M di 2015. Dan cenderung naik, karena industri pariwisata itu sustainable. Jadi pemerintah Indonesia sangat serius mengembangkan pariwisata,” ungkap VJ.
Daya saing dengan negara lain? Statistiknya juga terlihat bagus. Tahun 2015, dibandingkan dengan Singapore dan Malaysia, dua negara yang menjadi rival utama, pertumbuhan turis Indonesia naik lebih besar. Malaysia turun 15,7 persen. Singapore naik 0,9%, sementara Indonesia naik 10,3% menjadi 10,4 juta wisman. “Jadi tak perlu ragu lagi dengan komitmen Presiden Jokowi untuk membangun 10 Beyond Bali. Dijamin commited,” tegas VJ.
Kuatnya komitmen Presiden Jokowi bisa dilihat dari kepeduliannya menginjakkan kaki ke destinasi top di tanah air. Raja Ampat-Papua, Labuan Bajo-NTT, Lombok-NTB, Borobudur-Jateng, Danau Toba-Sumut, Tanjung Kelayang-Belitung, Tanjung Lesung-Banten, Mandeh-Sumbar, Mentawai-Sumbar, Nias-Sumut, dan lainnya. “Itu menunjukkan perhatian yang sangat serius. Jadi kalau ke Indonesia, jangan hanya sampai ke Bali saja. Sempatkan juga berwisata ke 10 Beyond Bali,” ajak VJ.
Dubes RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema, ikut mengamini ajakan VJ. Naluri diplomatnya muncul. Dari mulai travel tour, hingga Menteri Perdagangan dan Investasi Australia Selatan, semuanya diajak untuk lebih mengeksplor Indonesia. “Banyak tempat yang bagus di Indonesia. Ada Papua, Sumatera, Jawa, Sulawesi, semuanya bagus. Budayanya juga sangat beragam, banyak yang unik. Jadi silahkan eksplor Indonesia lebih jauh lagi,” ajak Dubes Nadjib. (*)
(Kemenpar RI)