Puluhan Buruh Pelabuhan di Kendari Unjuk Rasa, Minta KSOP Ingat Janji

  • Bagikan
Buruh TKBM Karya Bahari berunjuk rasa, Selasa (25/8/2020). (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Puluhan buruh bongkar muat barang yang tergabung dalam TKBM Karya Bahari Pelabuhan Kendari berunjuk rasa, Selasa (25/8/2020). Mereka mendesak KSOP Kendari untuk mempekerjakan mereka di Pelabuhan Peti Kemas Kendari New Port.

Unjuk rasa ditempuh buruh bongkar muat barang di Kendari karena memiliki alasan. Mereka menilai sejak kehadiran Jembatan Bahteramas di Kelurahan Kandai-secara langsung memindahkan Pelabuhan Bongkar Muat Nusantara Kendari ke Pelabuhan Peti Kemas Kendari New Port di Bungkutoko. Hal ini dinilai ikut menghilangkan mata pencaharian mereka yang tergabung dalam TKBM.

Padahal, para buruh ini mengaku pihak KSOP pernah membuat komitmen apabila pelabuhan bongkar muat dipindahkan, para buruh juga turut didalamnya.

Koordinator Aksi Buruh, Laode Ngkoli Lino, mengatakan kebijakan KSOP hari ini memutus mata pencaharian buruh yang selama ini sudah menggantungkan hidupnya di pelabuhan.

“Kami tegaskan, KSOP hari ini jangan bermain-main dengan kami buruh, jangan hanya dijanji-janji manis, kami hanya menuntut hak kami karena pelabuhan menjadi kehidupan seluruh masyarakat kota lama (Kendari Barat),” ucapnya dalam orasi.

Dijelaskannya, buruh bongkar muat tergabung dalam Karya Bahari beroperasi di Pelabuhan Kendari di bawah naungan KSOP sejak 1964 hingga kini. Namun, hadirnya Jembatan Bahteramas justru membuat mereka dianggap diabaikan.

Terlebih lagi, kata dia, KSOP Kendari menyalahi kesepakatan bersama buruh pada 19 Maret 2019, bahwa akan tetap memperkerjakan karyawan buruh TKBM Karya Bahari meskipun pindah lokasi bongkar muat. Tetapi, justru memperkerjakan TKBM lain, yakni Tunas Bangsa Mandiri yang notabene awal pendiriannya hanya direncanakan untuk mengelolah Pelabuhan Bungkutoko bukan bongkar muat.

“Gerakan yang kami bangun ini adalah gerakan hati nurani karena sampai hari ini kami bisa hidup dan sekolah karena berkat hasil kerja-kerja orang tua kami di pelabuhan, jadi kami minta keadilan pemerintah,” ujarnya.

Buruh TKBM Karya Bahari berunjuk rasa, Selasa (25/8/2020). (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)

Ia juga menganggap kehadiran Jembatan Bahteramas hanya menimbulkan dampak buruk bagi buruh, yakni hilangnya mata pencaharian. Bahkan secara normatif, pembangunan jembatan itu menjadi awal mula polemik bagi buruh, sehingga tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

“Pembangunan Jembatan Bahteramas hari ini mengakibatkan buruh TKBM Pelabuhan Nusantara Kendari mengalami kerugian dengan dipindahkannya kegiatan bongkar muat peti kemas di Bungkutoko. Kami minta pihak-pihak terkait bertanggung jawab,” tambahnya.

Para buruh tersebut menolak peresmian Jembatan Bahteramas hingga kepastian dan serah terima pengelolaan Pelabuhan New Port bagi buruh TKBM Karya Bahari Kendari sesuai nomenklatur kesepakatan pada Maret 2019.

“Kami seluruh buruh meminta agar aktivitas Pelabuhan New Port dihentikan sampai ada kejelasan dari KSOP Kendari, terkait pengelolaan pelabuhan, dengan tetap memperkerjakan buruh TKBM Pelabuhan Nusantara,” sambungnya. (C)

Laporan: Hasrul Tamrin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan