SULTRAKINI.COM: KENDARI – Tampil di Pemilihan Walikota (Pilwali) Kendari 2017 menggunakan pintu Partai Nasdem dan Golkar, Abdul Rasak siap menerima konsekuensi dari Partai Amanat Nasional (PAN), yang selama ini menjadi kendaraan politiknya.
Pada SULTRAKINI.COM, Ia mengatakan, tampilnya di Pilwali 2017 merupakan sebuah keputusan politiknya. Dengan begitu, akan ada konsekuensi politik yang akan diterimanya. Apalagi keputusannya ini, berseberangan dengan partai yang selama dua periode menjadikannya Ketua DPRD Kota Kendari.
“Kalau nanti saya dikeluarkan, itu sudah menjadi resiko dari keputusan politik saya untuk maju di Pilwali,” katanya usai menerima SK di Sekretarita Golkar, Selasa (20/9/2016) sore.
Meski begitu, Rasak mengaku, jika benar ia dikeluarkan dari PAN, beberapa partai sudah menawarkan ke dirinya. “Beberapa partai ingin bersama-sama, tetapi masih kami pertimbangkan,” ujarnya.
Selain Golkar, ia mengungkapkan kalau Partai Nasdem dan Demokrat juga menawarkan untuk bergabung. Namun, tawaran itu masih dipertimbangkannya. Sebab dirinya saat ini dirinya masih tercatat sebagai kader PAN.
Sementara itu, terkait statusnya sebagai Ketua DPRD Kota Kendari, ia mengatakan, posisi tersebut juga menjadi konsekuensi atas keputusannya tampil di Pilwali 2017. Ia juga mengaku sudah menyetorkan surat pengunduran dirinya ke Sekretariat DPRD Kota Kendari. “Itu juga konsekuensi yang mesti kita terima,” tutupnya.