Raup Keuntungan dan Amal dari Bisnis Produk Kesehatan

  • Bagikan

Pandemi Covid-19 membuat sejumlah usaha masyarakat kesulitan. Namun demikian, ada sisi bisnis yang bisa dikembangkan yakni bisnis produk kesehatan, sekaligus meraup keuntungan dan amal.

SULTRAKINI.COM: Sudah hampir dua tahun seluruh dunia dilanda pandemi Covid-19 yang menyebabkan banyak korban dan juga perubahan yang terjadi, salah satunya adalah sektor industri terkena dampak langsung dari pandemi ini.

Sektor-sektor tersebut meliputi banyak industri seperti pariwisata, penerbangan hingga perbankan, namun ada satu industri yang dinilai cukup meningkat ditengah pandemi Covid-19 yaitu industri kesehatan.

Potensi ini bisa dimanfaatkan oleh beberapa orang, selain menguntungkan dapat juga menjadi ladang amal karena turut membantu orang lain. Namun ada beberapa ketentuan yang harus tetap diperhatikan agar menghargai etika dan rasa empati kepada pada konsumen yang membutuhkan produk-produk kesehatan ini. 

Selain itu, kamu juga dapat memanfaatkan bisnis ini dengan melihat keuntungan memilih produk yang dapat diperjual-belikan, berikut ini beberapa produk kesehatan yang berpotensi untuk digeluti.

  1. Jual alat kesehatan dan kebutuhan medis

Pada fase awal pandemi masuk ke Indonesia, masker dan hand sanitizer yang biasanya mudah ditemui di pasaran tiba-tiba sulit ditemukan dari pasaran,selain itu jika ada harganya cukup mahal. 

Hal tersebut dapat terjadi karena tingginya permintaan namun ketersedian barang terbatas, lalu hal ini yang dimanfaatkan oleh para penjual untuk menaikan harganya.

Beruntung saat ini sudah banyak produsen masker dan hand sanitizer sehingga harganya sudah kembali normal. 

Kamu bisa memulai bisnis menjual alat kesehatan dimulai dari hal yang dibutuhkan oleh orang-orang yaitu masker dan hand sanitizer. Kamu bisa mendapatkan produknya dengan menjadi reseller dari produk yang sudah cukup terkenal agar bisa berjualan lebih mudah.

  • Bisnis makanan sehat

Mencegah lebih baik daripada mengobati pepatah tersebut berlaku dimasa seperti inikarena untuk menjaga kesehatan hal yang paling utama adalah dengan cara menjaga asupan makanan yang baik bagi tubuh..

Hal ini dapat kamu memanfaatkan untuk menjadi peluang dalam membuka bisnis dengan produk makanan sehat.

  • Membuka apotek

Untuk membuka usaha ini membutuhkan modal yang cukup besar karena kamu harus memiliki stok obat-obatan yang cukup untuk semua jenis penyakit.

Selain itu kamu juga perlu mempekerjakan karyawan dari lulusan jurusan farmasi untuk menjadi apoteker.

Namun untuk prospek kamu tidak perlu khawatir karena selama semua orang masih  membutuhkan obat seperti saat ini, bisnis ini dinilai akan tetap menguntungkan.

  • Berkebun organik

Serupa dengan usaha bisnis makanan sehat bisnis ini utamanya adalah melakukan upaya pencegahan melalui makanan yang sehat untuk dikonsumsi.

Jika kamu memiliki lahan yang cukup, maka kamu bisa memulai usaha berkebun secara organik ini di lahan milikmu.

Hal membedakan berkebun biasa dengan organik adalah pada kebun organik kamu tidak menggunakan pupuk sintetis, pestisida dan fungisida.

Selain memberikan solusi untuk orang-orang yang ingin hidup sehat kebun organik juga memiliki efek yang baik untuk lingkungan di sekitar, kamu juga dapat menjualkan hasil dari berkebun ini agar bisa mendapatkan keuntungan.

  • Bisnis startup kesehatan

Jika kamu memiliki kemampuan membuat bahasa pemrograman dan sumber daya yang cukup tidak ada salahnya jika kamu memulai bisnis yang lebih serius seperti startup di bidang kesehatan.

Inspirasi untuk bisnis ini dapat ditemukan dari masalah-masalah yang ada disekitar kamu dan semakin bermanfaat bisnis kamu bagi masyarakat maka semakin mudah juga bagi bisnis untuk berkembang.

Berbisnis di industri kesehatan di tengah kondisi pandemi adalah hal yang sedikit ‘tricky’ karena berurusan dengan kesehatan maka tentu saja setidaknya kamu harus memiliki ilmu dasar kesehatan lebih baik lagi jika ilmu tersebut sudah terkonfirmasi secara akademis.

Atau jika tidak memiliki basic sedikitpun di dunia kesehatan maka kamu perlu mengajak teman atau kenalan kamu yang memiliki kemampuan dibidang tersebut.

Selain hal tersebut terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam memulai usaha di bidang kesehatan. 

  1. Menentukan tujuan

Dalam memulai usaha hal pertama yang harus dilakukan pertama kali adalah menentukan strategi bisnisnya.

Salah satu hal yang penting untuk dilakukan saat pertama kali memulai usaha adalah menentukan tujuan usaha itu sendiri.

  • Pilih target konsumen

Semua orang memiliki informasi seperti status sosial, gender, usia hingga pendidikan dan dari sini kamu bisa menentukan siapa orang yang cocok untuk membeli produk-mu.

Produk yang kamu jual tidak bisa menyesuaikan dengan target pasar yang kamu pilih dengan cara mengatur kualitas serta harga yang akan kamu berikan kepada konsumen.

  • Sisipkan pesan

Usaha di bidang kesehatan memiliki landasan dan tujuan untuk membantu masyarakat yang sakit dan membutuhkan pertolongan obat.

Maka dari itu perlu disertai pesan yang menunjukan rasa empati kepada konsumen, sebagai contoh beli 1 masker untuk 2 masker yang dibagikan kepada tunawisma.

  • Perhatikan kualitas produk

Sebaik-baiknya strategi bisnis yang telah disusun akan percuma jika kualitas dari produk yang dijual tidak sesuai dengan ekspektasi pasar.

Maka dari itu sebelum melempar produk ke pasar ada baiknya kamu melakukan quality control untuk menjamin kualitas dari produk yang akan kamu tawarkan.

  • Promosi

Langkah terakhir yang harus kamu lakukan setelah adalah melakukan promosi dan dalam melakukan langkah promosi ini kamu bisa memanfaatkan platform sosial media seperti instagram, twitter hingga facebook.

Atau kamu juga bisa menggunakan platform e-commerce seperti LaDaRa untuk memasarkan produk kami.

Itulah tadi ide dan tips memulai bisnis di industri kesehatan. Namun hal yang wajib kamu jadikan pondasi dalam menjalankan usaha di bidang kesehatan ini adalah niat tulus untuk membantu orang yang sakit dan membutuhkan pertolongan maka percayalah niscaya keuntungan materi dan amal bisa kamu dapatkan.

Laporan: M Djufri Rachim | Sumber Rilis

  • Bagikan