Realisasi Panen Padi di Sultra Sepanjang Tahun 2020 Meningkat

  • Bagikan
Ilustrasi (Sumber: Liputan6. com)
Ilustrasi (Sumber: Liputan6. com)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Berdasarkan hasil survei dengan metode kerangka sampel area (KSA), realisasi panen padi sepanjang Januari hingga Desember 2020 Badan Pusat Satatistik (BPS) Sultra mencatat sebesar 133,70 ribu hektar, atau mengalami kenaikan sekitar 1,35 ribu hektar (1,02 persen) dibandingkan 2019 yang mencapai 132,34 ribu hektar. 

Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti, mengatakan puncak panen padi pada 2020 mengalami pergeseran dibanding 2019. Pada 2020, puncak panen terjadi pada bulan Oktober, yaitu mencapai 24,23 ribu hektar, sementara puncak panen pada 2019 terjadi pada bulan Mei, yaitu sebesar 20,87 ribu hektar.

“Untuk luas panen padi pada Januari 2021 mencapai 5,71 ribu hektar, dan potensi panen sepanjang Februari hingga April 2021 diperkirakan seluas 31,60 ribu hektar,” ujar Agnes, Senin (1/3/2021).

Berdasarkan data tersebut maka total potensi luas panen padi pada subround Januari-April 2021 mencapai 37,30 ribu hektar, atau mengalami kenaikan sekitar 16,26 ribu hektar (77,24 persen) dibandingkan subround Januari-April 2020 yang sebesar 21,05 ribu hektar.

Selanjutnya, Agnes juga menyampaikan produksi padi di Sultra sepanjang Januari hingga Desember 2020 sekitar 532,77 ribu ton gabah kering giling (GKG), atau mengalami kenaikan sekitar 13,07 ribu ton (2,51 persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 519,71 ribu ton GKG. 

“Produksi padi tertinggi pada 2020 terjadi pada bulan Oktober yaitu sebesar 103,11 ribu ton sementara produksi terendah terjadi pada bulan Maret, yaitu sebesar 4,57 ribu ton. Sama dengan produksi padi pada 2020, produksi tertinggi pada 2019 terjadi pada bulan Oktober, yaitu sebesar 85,63 ribu ton,” ungkap Agnes.

Secara total luas panen padi pada 2020 meningkat dibandingkan 2019, produksi padi berhasil ditingkatkan pada 2020. Jika dilihat menurut subround, terjadi peningkatan produksi pada subround Mei-Agustus dan September-Desember 2020, yaitu masing-masing sebesar 16,13 ribu ton GKG (8,34 persen) dan 27,77 ribu ton GKG (13,70 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2019. 

“Kenaikan produksi tersebut disumbang oleh kenaikan luas panen yang terjadi pada subround Mei-Agustus yang sebesar 2,41 ribu hektar (4,31 persen) dan pada subround September dan esember yang sebesar 8,50 ribu hektar (18,52 persen),” pundkasnya.

Sementara itu, penurunan produksi padi hanya terjadi pada subround Januari-April, yakni sebesar 30,83 ribu ton GKG (24,97 persen).

Jika dilihat menurut kabupaten/kota, kenaikan produksi padi yang relatif besar pada 2020 terjadi di Konawe, Bombana, dan Buton Utara. Tiga kabupaten/kota dengan total produksi padi  (GKG) tertinggi pada 2020 adalah Konawe, Kolaka Timur, dan Konawe Selatan. 

Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan produksi padi terendah adalah Buton Selatan, Wakatobi, dan Buton Tengah.

“Produksi padi pada Januari 2021 sebesar 25,69 ribu ton GKG, dan potensi produksi sepanjang Februari hingga April 2021 mencapai 139,13 ribu ton GKG,” ucapnya.

Dengan demikian, total potensi produksi padi pada subround Januari-April 2021 diperkirakan sebesar 164,82 ribu ton GKG, atau mengalami kenaikan sekitar 72,15 ribu ton (77,85 persen) dibandingkan subround yang sama pada 2020 yang sebesar 92,67 ribu ton GKG.

Tiga kabupaten/kota dengan potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada Januari hingga April 2021 adalah Konawe, Bombana, dan Kolaka. Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan potensi produksi padi terendah pada periode yang sama adalah Buton Selatan, Wakatobi, dan Buton Tengah.

Potensi kenaikan produksi padi yang relatif besar pada subround Januari-April 2021 dibandingkan subround yang sama pada 2020 terjadi di Bombana, Kolaka, dan Konawe. 

“Sementara itu, potensi penurunan produksi padi pada subround Januari-April 2021 yang relatif besar terjadi di Kolaka Utara, Muna, dan Muna Barat,” tutupnya. (C)

Laporan: Wa Rifin
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan