Refleksi dan Harapan Pendidikan

  • Bagikan
Firlan M. Alimsyah, S.Pd (Juara 1 Inovasi Pembelajaran Kabupaten Kolaka).
Firlan M. Alimsyah, S.Pd (Juara 1 Inovasi Pembelajaran Kabupaten Kolaka).

SULTRAKINI.COM: Dunia pendidikan, salah satu soroton yang tak perna habisnya untuk diperbincangkan oleh elit bangsa dan pemerhati dunia pendidikan. Pendidikan menjadi tumpuan awal untuk kebangkitan dan sustaisibiliti bangsa dan negara. Bangsa dan negara hebat selalu dimotori dengan para pemikir dan eksekutor handal yang dihasilkan dari pendidikan yang menempah mereka dengan baik dan masif bukan melului pendidikan yang ecek-ecekan, instan, dan dibayar dengan kualitas murahan. Pendidikan yang teruji dan berkualitas menjadi kunci utama dalam kemajuan yang selama ini gaung-gaungkan oleh Pemerintah Indonesia dan telah menjadi perbincangan bergensi setiap kali terjadi pergantian kepemimpinan di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Terlepas dari itu semua, jawaban yang dapat kita berikan dan sebagai bentuk kontribusi semua kalangan ialah dengan memberikan subangsi pemikiran, opini, dan tindakan nyata untuk mau membangun dan memajukan pendidikan di Indonesia. Inilah yang menjadi pemantik mengapa negara-negara maju dan berkembang sustain dengan cita-cita luhur mereka karena adanya keterlibatan khalayak banyak yang memiliki kuantitas dan kualitas bukan karena hanya sekedar bergabung dan ingin, namun benar-benar memaknai esensial atau inti dari tujuan yang ingin dicapai. Sebagai gambaran yang harusnya menjadi cambuk yang cukup menyayat hati, negara kita yang dibanggakan harus berhati lapang dan memelas dada bahwa negara yang telah merdeka ini selama 73 tahun hanya dapat bersanding di antara negara ASEAN pada posisi kelima setelah Singapura, Brunei, Malaysia, dan Thailand pada tahun 2017 (sumber www.siedo.com).

Dari kondisi inilah kita dengan seksama dapat menjadikan ibrah, on targeting, dan penyemangat untuk dapat keluar dan menjadi negara yang ketika “berdiri sama tinggi, duduk sama rendah” (ungkapan Bung Karno ketika pada Hari Upacara HUT RI Ke-4 di Jogjakarta tahun 1949). Bangsa dan negara ini tak harus marah dan membenci negara ini ketika banyak polemik yang merundung kita khususnya pada pendidikan, namun kita semua patut mengevaluasi diri dan bertanya kepada diri Kita masing-masing sudah seperti apa peranan yang Kita berikan untuk kemajuan sistematis yang ingin dijawab dan capai oleh negara klita.

Sudah saatnya kita memberikan peranan yang menggugah semua khalayak dan kalangan bahwa kemajuan yang ingin dicapai hanya bisa terlaksana dengan kebersamaan visi dan misi kita. Sudah saatnya anak bangsa berkontribusi masif bukan lagi patrsial seperti selama ini yang terasa di daerah-daerah yang di disentralisasikan dengan adanya daerah-daerah yang lebih berkembang. Sudah saatnya untuk saling bergandengan memajukan pendidikan Kita dimulai kota metropolitan hingga daerah-daerah terpencil sebagai komitmen yang mengikat. Sudah saatnya jangan ada yang merasa sebagai anak tiri dalam kemajuan pendidikan di republik yang Kita cintai ini. Sudah saatnya anak bangsa ini menjadi pembelajar yang handal, gigih, mandiri, dan berani jujur. Dan sudah saatnya pendidik bangsa ini tampil lebih enerjik dan menginspirasi dengan wawasan kelilmuan dan pengalaman hidup yang mendewasakan.

Indonesia negara besar, salah satu negara yang mandiri dengan teritorial terluas dan jumlah penduduk yang terbanyak di dunia. Sudah saatnya tampil lebih elegan dan mengedukasi di dunia pendidikan. Yang mampu menjawab tantangan generasi di tiap era yang silih berganti. Generasi yang akan terus memperjuangkan nilai-nilai luhur para pendiri (fahter founder) Republik Indonesa.

Oleh: Firlan M. Alimsyah, S.Pd (Juara 1 Inovasi Pembelajaran Kabupaten Kolaka).

  • Bagikan