Rekor Produksi PT. Vale 2015 Tertinggi dalam Sejarah

  • Bagikan
Ilustrasi

SULTRAKINI.COM: JAKARTA – Kinerja PT Vale Indonesia sepanjang tahun 2015 berhasil mencatat rekor produksi tertinggi dalam sejarahnya. Berdasarkan hasil audit, perseroan tersebut membukukan volume produksi tahunan sebesar 81.177 metrik ton, melampaui rekor tahun sebelumnya.\”Kami bangga dan bersyukur dengan prestasi ini. Ini buah dari kerja keras dan tekad seluruh karyawan Perseroan,\” ucap CEO dan Presiden Direktur PT Vale, Nico Kanter dalam press rilis yang dikirim ke redaksi SULTRAKINI.COM, 25 Februari 2016.“Pada saat yang sama juga sangat penting bahwa kami senantiasa terus meningkatkan efisiensi biaya dan produksi, karena kami tetap berhati-hati dengan pergerakan harga nikel di tahun 2016,\” imbuhnya.Produksi nikel dalam matte PT Vale di triwulan keempat tahun 2015 (4T15), sekitar 8% lebih tinggi dibandingkan volume produksi di 4T14. Ini merupakan produksi triwulanan tertinggi dalam sejarah PT Vale, sekalipun saat menjelang akhir tahun ketinggian permukaan air Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Perseroan turun mendekati batas minimum, yang berdampak pada pasokan listrik.Setelah melalui pertimbangan menyeluruh, manajemen Perseroan memutuskan untuk mengaktifkan generator termal untuk memasok tambahan daya ke tungku listrik, karena operasi masih menghasilkan margin kas positif. Sementara itu di awal tahun 2016 ketinggian permukaan air PLTA mulai naik karena curah hujan yang lebih
tinggi. Ini mendorong Perseroan untuk menghentikan operasi generator termalnya sejak pertengahan Januari 2016.Volume penjualan di tahun 2015 meningkat sebesar 4% dari tahun 2014 dan 12% lebih tinggi dari triwulan keempat tahun sebelumnya (4T15 vs. 4T14). Namun dengan turunnya harga jual rata-rata tahun 2015 sebesar 27% dibandingkan tahun 2014 karena harga nikel yang lebih rendah, maka pendapatan tahun 2015 juga turun 24% untuk tahun ini.Biaya pokok pendapatan Perseroan turun sebesar 8% pada tahun 2015 dibandingkan tahun 2014. Penyebab utama penurunan biaya ini adalah turunnya biaya bahan bakar dan karyawan serta perbaikan monitoring pengeluaran diskresi. Beban usaha, biaya keuangan dan beban lainnya pada tahun 2015 juga mengalami penurunan masing-masing sebesar 20%, 21% dan 35% dibandingkan tahun 2014.Hal ini diklaim mencerminkan perbaikan disiplin biaya dan produktivitas operasi PT Vale yang berkelanjutan dan menggarisbawahi keberhasilan strategi pengurangan biaya Perseroan.Konsumsi diesel di tahun 2015 meningkat secara signifikan sebesar 37% dari tahun 2014. Hal ini karena adanya keputusan untuk mengaktifkan generator termal untuk mengimbangi produksi listrik yang lebih rendah dari PLTA kami sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya.Konsumsi diesel meningkat sebesar 79% di 4T15 dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun, konsumsi dan harga Minyak Bakar Bersulfur Tinggi (high sulphur fuel oil – HSFO) menurun pada 4T15 dibandingkan dengan 3T15, yang membantu mengimbangi kenaikan biaya pemakaian diesel.Konsumsi HSFO pada tahun 2015 meningkat sebesar 5% dari 2014, yang mana konsisten dengan peningkatan produksi. Namun, biaya pemakaian HSFO yang dikeluarkan pada tahun 2015 lebih rendah dari tahun 2014 karena harga HSFO menurun secara signifikan.Dalam rilisnya, Chief Financial Officer PT. Vale, Febriany, menyebutkan laba untuk tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar AS$50,5 juta dan AS$172,3 juta. Kas dan setara kas Perseroan pada 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar AS$194,8 juta dan AS$302,3 juta. Aset lancar Perseroan pada 31 Desember 2015 juga termasuk investasi jangka pendek dalam bentuk deposito berjangka sebesar AS$90,1 juta.\”PT Vale telah dan akan terus, berhati-hati dalam mengontrol pengeluaran untuk menjaga ketersediaan kas,\” kata Febriany.Selama tahun 2015, Perseroan mengeluarkan sekitar AS$106,4 juta belanja modal. Pengeluaran ini sejalan dengan guidance belanja modal sebagaimana telah disebutkan dalam rilis 3T15.Pada tahun 2016 PT Vale berencana untuk memproduksi sekitar 80.000 ton nikel dalam matte. Secara bersamaan, PT Vale akan tetap fokus pada perbaikan biaya untuk mempertahankan keunggulan biaya Perseroan tanpa mengkompromikan nilai utama Perseroan, yakni \”keselamatan jiwa merupakan hal terpenting\”.(B)

  • Bagikan