Rektor Unsultra: Pengusaha Muda Harus Mampu Beradaptasi dengan Digitalisasi

  • Bagikan
Pose bersama peserta Workshop Penyusunan Peta Jalan Pemberdayaan Pemuda Dalam Wirausaha di Provinsi Sulawesi Tenggara, di Kantor Bapedda Sultra, Rabu (1/9/2021) (Foto: Al Iksan/SULTRAKINI.COM)
Pose bersama peserta Workshop Penyusunan Peta Jalan Pemberdayaan Pemuda Dalam Wirausaha di Provinsi Sulawesi Tenggara, di Kantor Bapedda Sultra, Rabu (1/9/2021) (Foto: Al Iksan/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Rektor Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) Prof Andi Bahrun mengungkapkan tantangan bagi wirausaha muda saat ini adalah harus mampu menyesuaikan diri dengan digitalisasi.

Hal tersebut diungkapkannya saat membawakan materi dalam Workshop Penyusunan Peta Jalan Pemberdayaan Pemuda Dalam Wirausaha di Provinsi Sulawesi Tenggara, yang diadakan oleh Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil Mikro (ASPPUK) didukung OXFAM bekerja sama dengan Bappeda Sultra, Rabu (1 Agustus 2021).

Menurut Andi Bahrun di era saat ini atau era society 5.0 mengharuskan wirausaha muda untuk mampu menguasai dan menggunakan teknologi informasi dengan baik.

“Pihak terkait harus melatih serta melakukan pembinaan terhadap talenta pengusaha muda dalam beradaptasi dengan digitalisasi saat ini,” ucap Andi Bahrun, Rabu (1 Agustus 2021).

Menurut Bahrun, permasalahan atau kendala yang dihadapi pelaku usaha disamping modal, ada yang lebih penting yaitu kualitas dan kuantitas yang diberikan. Kemudian, tiap produk yang dipasarkan harus mempunyai ketersediaan kuantitas ataupun jumlah yang akan dipasarkan harus memenuhi standar yang ditetapkan. Misalnya komoditas beras, suatu industri meminta dua ton namun pelaku usaha tersebut tak dapat memenuhi permintaan itu artinya dalam hal kuantitas saja sudah melemah.

Berikutnya, permasalahan kualitas menurut Rektor, industri sangat memperhatikan dari segi kualitas, sehingga mengharuskan pelaku usaha agar selalu memperhatikan kualitas dari produk yang akan ditawarkan.

“Dari permasalahan inilah pentingnya suatu kreatifitas dan inovasi dari pelaku usaha serta keterlibatan pihak-pihak terkait sebagai faktor pendorong,” tuturnya.

Prof Andi Bahrun juga menegaskan, agar secepatnya Sultra bisa membangun rumah kemasan bagi produk lokal. Hal itu guna menekan harga kemasan dan juga pelaku usaha tak lagi membeli ke Surabaya.

Sementara, terkait dengan peta jalan pemberdayaan pemuda dalam wirausaha, Prof Andi Bahrun menyebut tujuannya agar tercipta dan tumbuhnya pengusaha muda di Sultra yang kreatif, inovatif dan berorientasi pasar.

“Tentunya harus ada dukungan dari tiap pihak terkait terutama pemerintah daerah dan juga harus dipikirkan pengembangan pasarnya,” tutupnya. (C)

Laporan: Al Iksan
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan