Ribuan Peserta Berpartisipasi di Kemah Tanggap Bencana di Konut

  • Bagikan
Ribuan peserta mengikuti pembukaan kemah tanggap bencana di Pantai Taipa, Kecamatan Lembo, Konawe Utara (Foto: Arifin Lapotende/SULTRAKINI.COM)
Ribuan peserta mengikuti pembukaan kemah tanggap bencana di Pantai Taipa, Kecamatan Lembo, Konawe Utara (Foto: Arifin Lapotende/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KONAWE UTARA – Kemah Tanggap Bencana Orientasi SPAB, Destana dan Katana, resmi dibuka dan dilaksanakan di Pantai Taipa, Desa Taipa, Kecamatan Lembo, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, pada Jumat 13 Maret 2020.

Kemah tanggap bencana ini merupakan pertama kalinya di laksanakan di Indonesia dan Kabupaten Konawe Utara dibawah kepemimpinan Ruksamin-Raup sebagai bupati dan wakil bupati. Pelaksanaan kemah tanggap bencana sementara berlangsung hingga sampai tanggal 15 Maret 2020.

Tercatat, peserta kemah mencapai 8.695 orang yang terdiri dari para kepala sekolah, kepala desa, lurah, camat, tenaga kesehatan, pengurus kwarcab gerakan pramuka, satuan karya pramuka, anggota palang merah indonesia, organisasi perangkat daerah (OPD), anggota PKK, pengurus karang taruna, serta pengurus dharma wanita se- Kabupaten Konawe Utara.

Bupati Konawe Utara, Ruksamin, mengatakan pelaksanaan kegiatan kemah tanggap bencana ini sengaja dilaksanakan wilayah kabupaten Konut karena mempunyai tingkat resiko tinggi terhadap bencana banjir dan longsor.

“Berdasarkan kejadian bencana banjir bandang yang telah terjadi pada tahun 2019 yang berdampak pada 7 kecamatan dan 41 desa dengan jumlah warga yang mengungsi sebanyak 2.502 kepala keluarga atau 9.609 jiwa, dengan total rumah 370 hanyut, rumah terendam sebanyak 1.960 unit, sekolah dasar 10 unit, SMP 3 unit, SMA 1 unit, gedung TK 17 unit dan beberapa fasilitas umum lainnya,” ungkap Ruksamin, pada saat pembukaan kemah.

Ruksamin mengaku, menyadari akan ancaman bahaya banjir tersebut, sesuai dengan arahan presiden pada Rakernas penanggulangan bencana 2020 di Bogor, pemerintah Kabupaten Konawe Utara dan kwartir cabang gerakan pramuka Konawe Utara langsung mengadakan kemah tanggap bencana tersebut dengan maksud memberikan pelatihan bagi keluarga tangguh bencana (Katana) dan desa tangguh bencana (Destana).

“kegiatan ini dikemas dalam bentuk perkemahan, sehingga cukup efektif dan tidak membutuhkan biaya besar karena untuk menggerakkan dan memfasilitasi peserta 8.695 orang cukup menggunakan metode kepramukaan,” ucapnya.

Olehnya itu, melalui momentum perkemahan ini, pemerintah setempat sangat berharap semoga kemah ini dapat berjalan dengan baik, lancar, mencapai tujuan, dan hasil yang diharapkan bersama, serta dapat membawa dampak baik khususnya bagi masyarakat Konawe Utara.

“Dengan adanya kerjasama yang baik dari semua pihak, semua permasalahan bisa teratasi dan inilah bentuk keseriusan, kepedulian pemerintah Kabupaten beserta jajaran pemerintah dan masyarakat yang memandang bahwa sosialisasi tentang penanggulangan bencana adalah hal yang sangat penting untuk dilaksanakan,” kata Ruksamin.

Dia juga menguraikan tujuan kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta tangguh bencana dan memfasilitasi satuan pendidikan aman bencana di sekolah, desa tangguh bencana serta keluarga tangguh bencana tanah di masyarakat.

Selain itu, kemah tanggap bencana ini dimaksudkan untuk membangun ketangguhan sekolah dan masyarakat dalam menghadapi bencana secara terencana, terpadu dan terkoordinasi dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.

“Kita berharap, kemah ini bisa memberikan pengetahuan dan manfaat besar bagi peserta, dalam rangka memberikan perlindungan pada masyarakat dan sekolah dari ancaman dan dampak bencana serta meningkatkan kesiapsiagaan para pihak dalam menghadapi bencana,” bebernya.

Mengusung tema “Dengan Perkemahan Tangguh Bencana Kita Bangun Budaya Sadar Bencana Menuju Ketangguhan Masyarakat Konawe Utara” yang dibuka secara resmi oleh Prof. DR. Jana Tjahjana Anggadiredja, mewakili Ketua Kwarnas Pramuka, Budi Waseso, berlangsung dengan meriah.

Kegiatan kemah ini juga didukung penuh oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Gerakan Pramuka, BPBD Provinsi Sulawesi Tenggara baik dalam penyajian materi maupun dalam pelaksanaan teknis kegiatan.

Laporan : Aripin Lapotende

Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan