Ritual Adat Tuturangiana Batupoaro dalam Peringatan HUT Baubau Digelar Sederhana

  • Bagikan
Suasana ritual adat Tuturangiana Batupoaro, Minggu, 18 Okober 2020. (Foto: Dinas Kominfo Baubau).

SULTRAKINI.COM: BAUBAU – Masyarakat Kelurahan Wameo Kecamatan Batupoaro melakukan ritual adat Tuturangiana Batupoaro pada Minggu, 18 Okober 2020. Ritual tersebut merupakan rangka peringatan hari jadi Baubau yang ke-479 dan hari ulang tahun Kota Baubau ke-19 sebagai daerah otonomi.

Wali Kota Baubau, AS Tamrin, mengatakan ritual adat Tuturangiana Batupoaro rutin dilakukan setiap HUT Kota Baubau. Tahun ini riutal adat tersebut dilakukan berbeda dengan tahun sebelumnya, yang mana sebelumnya berlangsung secara meriah dan selalu dipadati oleh masyarakat.

“Pelaksanaannya sederhana tetapi tidak menghilangkan makna sesungguhnya,” terang Tamrin pada sejumlah media seusai mengikuti ritual tersebut.

Mengingat saat ini Kota Baubau belum pada zona aman dari covid-19, kata Tamrin, pihaknya perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap adanya penyebaran virus corona. Sehingga pelaksanaan tidak begitu ramai.

“Tahun ini masih agak menghawatirkan pandemic covid-19, maka dilaksanakan secara sederhana tetapi cukup ramai juga. Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia para lurah setempat yang menyiapkan acara sederhana secara sukarela dan sukses,” katanya.

AS Tamrin menjelaskan ritual adat tuturangiana batupoaro dilakukan untuk mengingatkan tentang sejarah bahwa Syekh Akbar Maulana Sayid Abdul Wahid adalah penyebar agama Islam di negeri Buton sehingga generasi sekarang ini lebih memperdalam lagi terkait keyakinan dan keimanan terhadap agama Islam.

“Kemudian, selebihnya itu mengandung contoh-contoh untuk dijadikan teladan dalam berinteraksi,” singkatnya.

Menurut Tamrin yang terpenting dalam ritual tuturangiana batupoaro yaitu nilai-nilai lokal yang diwariskan oleh pendahulu sebagai leluhur masyarakat eks Kesultanan Buton. Kini dituangkan dalam bentuk kemampuan interaksi Pomaa masiaka, Popia piara, Pomae maeaka, Poangka angkataka dan Pobinci binciki kuli secara baik yang disebut dengan PO-5, sehingga tercipta suasana yang damai dan kondusif dalam masyarakat.

Pelaksanaan ritual tuturangiana batupoaro diawali dengan pembacaan doa di situs sejarah batupoaro yang dilakukan oleh perangkat adat Masjid Wameo.

Turut hadir Anggota DPRD Kota Baubau, La Ode Abdul Tamim, Akhdiyat Zamani, dan Sitti Suhura, Sekretaris Kecamatan Batupoaro dan Lurah se-Kecamatan Batupoaro.

Acara ini dilanjutkan dengan haroa atau makan bersama yang sudah disiapkan di talang besar oleh panitia acara.

Laporan: Aisyah Welina
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan