Salapa yang Lumpuh Kini Makan dari Kantong Plastik Tetangga

  • Bagikan
Salapa yang duduk di depan pintu rumahnya di Desa Mata Baho, Kecamatan Wawonii Barat, Kabupaten Konawe Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tenggara. (Foto: Aldi Darmawan/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KONAWE KEPULAUAN – Empat tahun sudah lamanya Salapa meratap kelumpuhannya. Belum lagi kesendiriannya tinggal di gubuk tak layak huni di Desa Mata Baho, Kecamatan Wawonii Barat, Kabupaten Konawe Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Pria 35 tahun itu tidak menyangka, terjatuh dari ketinggian sekitar 30 meter saat bekerja menyelesaikan bangunan akan menbuatnya lumpuh.

Salapa yang bujang, kini tak bisa berbuat banyak. Dirinya hanya bisa meyeretkan pahanya untuk berjalan. Kodisinya pun memprihatinkan. Tubuhnya tak lagi terawat, brewokan dan memakai baju kusam.

Penderitaannya tidak berhenti di situ. Gubuk tempat tinggalnya kini nyaris roboh. Atap rumbia yang digunakan tak mampu lagi menahan air hujan. Belum lagi dinding rumahnya yang lapuk bahkan lubang termakan usia. Tak ada istimewa didalam rumah Salapa. Cukup kasur yang dimilikinya. Ia pun harus rela gelap-gelapan karena tidak memiliki penerang maupun pelita.

“Tidak ada (keluarga),” kata Salapa ditemui di kediamannya, Sabtu (18/03/2017).

Hal itulah yang membuat dirinya terus menunggu belas kasih dari para tetangga untuk makan sehari-hari. Bahkan tidak makan dalam sehari. Ironisnya, para tetangga yang memberikan makanan, menggunakan kantong plastik dan membungkuskan untuk dirinya.

“Kadang saya makan sekali dua hari dan kadang juga sekali sehari pernah juga selama tiga hari tidak sama sekali. Saya berharap adanya pengobatan gratis,” harapnya, kepada SultraKini.Com.

Suatu ketika Salapa kelaparan, warga yang mengetahuinya, langsung memberikan makanan. Dengan lahap dia memakan makanan itu bahkan pingsan dibuatnya terburu-buru.

“Pernah dia (Salapa) pingsan akibat kelaparan,” ujar Seorang Tetangga, Eva Sardani (24) yang juga guru honorer di SMP Mata Baho.

Laporan: Aldi Darmawan

  • Bagikan