SULTRAKINI.CO: KENDARI – Provinsi Sulawesi Tenggara menyimpan keragaman objek wisata yang punya daya tarik tersendiri. Berbagai tempat wisata kini mulai diseriusi pembangunannya. Salah satunya dibahas dalam Ngobrol Kinerja (NgoKi) bertajuk peran perhubungan atas program pariwisata nasional dan daerah.
NgoKi yang digelar kedua kalinya tersebut dihadiri berbagai stakeholder lingkup Pemprov, dengan tujuan mendorong berbagai tempat wisata potesnsial di Sultra.
Pj Sekda Sultra, Laode Ahmad mengajak semua stakeholder meningkatkan promosi pariwisata Sultra dari berbagai sektor, karena pariwisata merupakan salah satu sektor pengembangan yang potensial untuk sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Ayo kita geliat pariwisata melalui promosi secara terpadu, interkoneksi pembangunan berbagai kawasan seperti kawasan agro industri, kawasan pariwisata, kawasan kuliner dan industri rumah tangga. Jangan lupa kita membuat isu international kawasan pariwisata melalui dewan kawasan nasional Jakarta,” ucap Laode Ahmad dalam rilis Diskominfo Sultra diterima Sultrakini.com, Selasa (7/1/2020).
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sultra, Hado Hasina menambakan PAD Dinas Perhubungan pada 2019 mencapai Rp 12 miliar. Capaian ini bersumber dari 14 terminal dan 18 pelabuhan penyeberangan di 17 kabupaten/kota wilayah Sultra. Namun, dari 14 terminal dan 17 pelabuhan penyeberangan yang ada, hingga saat ini belum sama sekali tersentuh anggaran pemeliharaan.
“Jalan Toronipa dibangun karena Pantai Toronipa dan Pulau Bokori merupakan kawasan strategis terpadu pariwisata provinsi, yang siap menuju pariwisata nasional dan akan dilaksanakan pembangunan pelabuhan penyeberangan dari Soropia ke Pulau Labengki,” jelasnya.
Kepala Dinas Pariwisata Sultra, I Gede Panca melanjutkan jalan pariwisata Toronipa yang baru dibangun sekitar tiga kilometer untuk tahap pertama memberikan daya tarik masyarakat Sultra berwisata menuju Pantai Toronipa dan Pulau Bokori.
“Pembangunan tahap pertama jalan pariwisata Toronipa mampu memberikan daya tarik kepada pengunjung, bagaimana kalau sudah rampung sepanjang 14 kilometer,” ujarnya.
Sementara Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (BPMD), Tasman Taewa, menuturkan pengembangan pariwisata sebaiknya diawali dari desa. Wilayah Sultra terdiri dari 1.919 desa.
“BPMD Sultra memiliki program kegiatan desa wisata yang dananya bersumber dari dana desa,” tambahnya.
Kepala Balitbang Sultra, Sukanto Toding, mengatakan integrasi antarkawasan merupakan konsep yang ideal, untuk mendorong program tersebut harus dibuat master plan untuk kedua tempat wisata itu.
“Segera membuat master plan pembangunan stratagis kawasan pariwisata Toronipa dan master plan kawasan ekonomi khusus,” katanya.
Kepala Dikbud Sultra, Asrun Lio menyampaikan pihaknya juga saat ini sementara menyiapkan museum dan taman budaya.
“Selain Pantai Toronipa dan Bokori yang sementara buming, kami dari Dikbud Sultra juga menyiapkan museum dan taman budaya untuk berwisata,” terangnya.
Kepala Dinas Perindag Sultra, Sitti Suleha menginginkan sinergitas antara OPD dan stakeholder dalam mempromosikan pariwisata di Sultra.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Sultra, Andi Hasna akan menyiapkan puskesmas modern untuk melayani masyarakat Sultra yang berwisata.
Kadis ESDM, Buhardiman akan mendorong pembangunan dan pengembangan kawasan aspal Buton melalui peringatan satu abad aspal Buton. Langkah ini merupakan upaya mempromosikan pariwisata daerah.
Kepala Dinas Kehutanan Sultra, Sahid, menyampaikan sebagian pariwisata berada di kawasan hutan sehingga perlu kooordinasi, seperti air terjun di Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Kolaka Timur.
“Perlu adanya koordinasi dengan Dinas Kehutanan karena sebagian tempat wisata ada dalam kawasan hutan,” ujar Sahid.
Laporan: La Niati
Editor: Sarini Ido