Sambut Idul Fitri di Tengah Covid-19, Berikut Panduan Takbir dan Salat Idul Fitri Lengkap (FATWA MUI)

  • Bagikan

SULTRAKINI.COM: Umat Islam sebentar lagi akan melaksanakan hari kemenangan-Idul Fitri 1441 Hijriah, usai berpuasa sebulan lamanya. Pelaksanaan Ramadan tahun ini sungguh penuh dengan cobaan. Sebab, coronavirus (Covid-19) hingga kini masih dilanda dunia.

Meski pandemi Covid-19 ikut melanda Indonesia, tidak menyurutkan umat Islam menyambut Idul Fitri. Masyarakat Indonesia masih bisa merayakan hari lebaran, namun tetap mengikuti protokol kesehatan yang dikeluarkan di tengah Covid-19.

Komisi Fatwa MUI Pusat mengeluarkan Fatwa Nomor 28 Tahun 2020 tentang Panduan Kaifiat Takbir dan Salat Idul Fitri saat Pandemi. Fatwa berisi ketentuan dan tata cara pelaksanaan takbir dan salat Idl Fitri ini, ditetapkan melalui Rapat Komisi Fatwa pada Rabu, 13 Mei 2020.

(Baca juga: Lebaran Sebentar Lagi, Warga Kendari Wajib Baca Maklumat Pemkot)

Berikut bunyi Fatwa Nomor 28 Tahun 2020 tentang Panduan Kaifiat Takbir dan Salat Idul Fitri saat Pandemi.

KETENTUAN DAN PANDUAN HUKUM

Ketentuan Hukum

  1. Salat Idul Fitri hukumnya sunnah muakkadah yang menjadi salah satu syi’ar keagamaan (syi’ar min sya’air al-Islam).
  2. Salat Idul Fitri disunnahkan bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan, merdeka maupun hamba sahaya, dewasa maupun anak-anak, sedang di kediaman maupun sedang bepergian (musafir), secara berjamaah maupun secara sendiri.
  3. Salat Idul Fitri sangat disunnahkan untuk dilaksanakan secara berjama’ah di tanah lapang, masjid, mushalla dan tempat lainnya.
  4. Salat Idul Fitri berjamaah boleh dilaksanakan di rumah.
    Pada malam Idul Fitri, umat Islam disunnahkan untuk menghidupkan malam Idul Fitri dengan takbir, tahmid, tasbih, serta aktifitas ibadah.

Ketentuan Pelaksanaan Idul Fitri di Kawasan COVID-19

  1. Jika umat Islam berada di kawasan Covid-19 yang terkendali pada saat 1 Syawal 1441 H, yang salah satunya ditandai dengan angka penularan menunjukkan kecenderungan menurun dan kebijakan pelonggaran aktivitas sosial yang memungkinkan terjadinya kerumunan berdasarkan ahli yang kredibel dan amanah, maka salat Idul Fitri dilaksanakan dengan cara berjamaah di tanah lapang, masjid, musala, atau tempat lain.
  2. Jika umat Islam berada di kawasan terkendali atau kawasan yang bebas Covid-19 dan diyakini tidak terdapat penularan (seperti di kawasan pedesaan atau perumahan terbatas yang homogen, tidak ada yang terkena Covid-19, dan tidak ada keluar masuk orang), salat Idul Fitri dapat dilaksanakan dengan cara berjamaah di tanah lapang/masjid/mushala/tempat lain.
  3. Salat Idul Fitri boleh dilaksanakan di rumah dengan berjamaah bersama anggota keluarga atau secara sendiri (munfarid), terutama jika ia berada di kawasan penyebaran Covid-19 yang belum terkendali.
  4. Pelaksanaan salat Idul Fitri, baik di masjid maupun di rumah harus tetap melaksanakan protokol kesehatan dan mencegah terjadinya potensi penularan.

Panduan Kaifiat Shalat Idul Fitri berjamaah

Kaifiat salat Idul Fitri secara berjamaah adalah sebagai berikut:

  1. Sebelum salat, disunnahkan untuk memperbanyak bacaan takbir, tahmid, dan tasbih.
  2. Salat dimulai dengan menyeru “ash-shalâta jâmi‘ah”, tanpa azan dan iqamah.
  3. Memulai dengan niat salat Idul Fitri, yang jika dilafalkan berbunyi;

أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) لله تعالى

“Aku berniat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”

  1. Membaca takbiratul ihram (الله أكبر) sambil mengangkat kedua tangan.
  2. Membaca takbir sebanyak tujuh kali (di luar takbiratul ihram) dan di antara tiap takbir itu dianjurkan membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

  1. Membaca surah al-Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Al Quran.
  2. Ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti salat biasa.
  3. Pada rakaat kedua sebelum membaca Al-Fatihah, disunnahkan takbir sebanyak lima kali sambil mengangkat tangan, di luar takbir saat berdiri (takbir qiyam), dan di antara tiap takbir disunnahkan membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ.

  1. Membaca Surah Al-Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Al Quran.
  2. Ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam.
  3. Setelah salam, disunnahkan mendengarkan khutbah Idul Fitri.

Panduan Kaifiat Khutbah Idul Fitri

  1. Khutbah ‘Id hukumnya sunnah yang merupakan kesempuranaan salat Idul Fitri.
  2. Khutbah ‘Id dilaksanakan dengan dua khutbah, dilaksanakan dengan berdiri dan di antara keduanya dipisahkan dengan duduk sejenak.
  3. Khutbah pertama dimulai dengan takbir sebanyak sembilan kali, sedangkan pada khutbah kedua dimulai dengan takbir tujuh kali.
  4. Khutbah pertama dilakukan dengan cara sebagai berikut:
    a. Membaca takbir sebanyak sembilan kali
    b. Memuji Allah dengan sekurang-kurangnya membaca الحمد لله
    c. Membaca shalawat nabi Saw., antara lain dengan membaca اللهم صل على سيدنا محمد
    d. Berwasiat tentang takwa.
    e. Membaca ayat Al-Qur’an
  5. Khutbah kedua dilakukan dengan cara sebagai berikut:
    a. Membaca takbir sebanyak tujuh kali
    b. Memuji Allah dengan sekurang-kurangnya membaca الحمد لله
    c. Membaca shalawat nabi saw, antara lain dengan membaca اللهم صل على سيدنا محمد
    d. Berwasiat tentang takwa.
    e. Mendoakan kaum muslimin

Ketentuan Salat Idul Fitri di Rumah

  1. Salat Idul Fitri yang dilaksanakan di rumah dapat dilakukan secara berjamaah dan dapat dilakukan secara sendiri.
  2. Jika salat Idul Fitri dilaksanakan secara berjamaah, ketentuannya sebagai berikut:
    a. Jumlah jamaah yang salat minimal empat orang, satu orang imam, dan tiga orang makmum.
    b. Kaifiat salatnya mengikuti ketentuan angka Panduan Kaifiat Shalat Idul Fitri Berjamaah di atas dalam fatwa ini.
    c. Usai salat Id, khatib melaksanakan khutbah dengan mengikuti ketentuan angka IV dalam fatwa ini.
    d. Jika jumlah jamaah kurang dari empat orang atau jika dalam pelaksanaan shalat jamaah di rumah tidak ada yang berkemampuan untuk khutbah, maka salat Idul Fitri boleh dilakukan berjamaah tanpa khutbah.
  3. Jika salat Idul Fitri dilaksanakan secara sendiri (munfarid), ketentuannya sebagai berikut:
    a. Berniat niat salat Idul Fitri secara sendiri.
    b. Dilaksanakan dengan bacaan pelan (sirr).
    c. Tata cara pelaksanaannya mengacu pada Panduan Kaifiat Shalat Idul Fitri Berjamaah di atas dalam fatwa ini.
    d. Tidak ada khutbah.

Panduan Takbir Idul Fitri

  1. Setiap muslim dalam kondisi apapun disunnahkan untuk menghidupkan malam Idul Fitri dengan takbir, tahmid, tahlil menyeru keagungan Allah SWT.
  2. Waktu pelaksanaan takbir mulai dari tenggelamnya matahari di akhir ramadan hingga jelang dilaksanakannya salat Idul Fitri.
  3. Disunnahkan membaca takbir di rumah, di masjid, di pasar, di kendaraan, di jalan, di rumah sakit, di kantor, dan di tempat-tempat umum sebagai syiar keagamaan.
  4. Pelaksanaan takbir bisa dilaksanakan sendiri atau bersama-sama, dengan cara jahr (suara keras) atau sirr (pelan).
  5. Dalam situasi pandemi yang belum terkendali, takbir bisa dilaksanakan di rumah, di masjid oleh pengurus takmir, di jalan oleh petugas atau jamaah secara terbatas, dan juga melalui media televisi, radio, media sosial, dan media digital lainnya.
  6. Umat Islam, pemerintah, dan masyarakat perlu menggemakan takbir, tahmid, dan tahlil saat malam Idul Fitri sebagai tanda syukur sekaligus doa agar wabah Covid-19 segera diangkat oleh Allah SWT.

Amaliah Sunnah Idul Fitri

Pada hari Idul Fitri disunnahkan beberapa amaliah sebagai berikut:

  1. Mandi dan memotong kuku
  2. Memakai pakaian terbaik dan wangi-wangian
  3. Makan sebelum melaksanakan salat Idul Fitri
  4. Mengumandangkan takbir hingga menjelang salat
  5. Melewati jalan yang berbeda antara pergi dan pulang
  6. Saling mengucapkan selamat (tahniah al-id) antara lain dengan mengucapkan تقبل الله منا و منكم

Editor: Sarini Ido

  • Bagikan