Pedofil di Kendari Diadili di Kodam Hasanuddin Makassar

  • Bagikan
AP digiring petugas keamanan memasuki Bandara Haluoleo Kendari untuk diterbangkan di Kodam Hasanuddin Makassar untuk pengadilan atas dugaan pedofilia. Foto: Ist
AP digiring petugas keamanan memasuki Bandara Haluoleo Kendari untuk diterbangkan di Kodam Hasanuddin Makassar untuk pengadilan atas dugaan pedofilia. Foto: Ist

SULTRAKINI.COM: Panglima Kodam XIV/Hasanuddin, Mayjen TNI Surawahadi meminta agar AP, terduga pelaku penculikan dan pencabulan terhadap 6 anak bawah umur, di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara dibawa ke Makassar, Sulawesi Selatan, sesaat setelah ditangkap di Kendari, Rabu (1 Mei 2019).

Kepala Penerangan Korem 143/Haluoleo, Mayor Arm Sumarsono menjelaskan, AP dikirim ke Makassar atas permintaan Pangdam XIV/Hasanuddin.

“Perintah panglima Kodam melalui Danrem 143/HO, hari ini yang bersangkutan (AP –Red) dibawa ke Kodam XIV/Hasanuddin di Makassar,” kata Sumarsono kepada wartawan di Kendari, Rabu.

Pertimbangannya, AP dalam menjalankan aksi pedofilia dalam sepekan terakhir di Kendari, rupanya yang bersangkutan masih tercatat sebagai anggota TNI AD dari kesatuan Yonif 725/Woroagi aktif namun melarikan diri dari kedinasan (disersi).

Untuk itu Pangdam XIV/Hasanuddin menginginkan proses hukum terhadap AP dapat dipercepat.

Seperti diberitakan SultraKini.com, AP telah menjadi buruan polisi dan TNI yang membentuk tim gabungan sejak beberapa hari lalu. Tim ini berhasil menyergap AP yang bersembunyi di rumah warga Jalan Jati Raya, tepatnya dekat Kampus Universitas Muhammadiyah Kendari.

Setelah ditangkap, AP diamankan di Mako Denpom Kendari untuk dimintai keterangan awal. Setelah itu yang bersangkutan digiring menuju Bandara Haluoleo Kendari untuk selanjutnya diterbangkan ke Makassar, dengan menumpangi pesawat komersial.

Saat memasuki pintu Bandara Haluoleo, AP yang telah mengenakan seragam tahanan warna kuning, dikawal ketat oleh petugas kepolisian dan TNI.

AP saat dinaikkan ke pesawat komersil di Bandara Haluoleo Kendari menuju Makassar, Rabu (1 Mei 2019). (Foto: Istimewa)
AP saat dinaikkan ke pesawat komersil di Bandara Haluoleo Kendari menuju Makassar, Rabu (1 Mei 2019). (Foto: Istimewa)

AP sebelumnya dikejar di berbagai tempat, utamanya di Hutan Nangananga yang menjadi tempat eksekusi bagi anak yang telah diculiknya.

Rabu (1 Mei 2019) pagi langkah AP dihentikan oleh gabungan tim kepolisian dan TNI setempat.

“Dia sempat bersembunyi di kolong cucian rumah warga,” kata Dandim 1417 Kendari, Letkol Fajar Lutfi Haris Wijaya.

Dalam melancarkan aksi pedofilia atau kelainan seksual yang menjadikan anak-anak sebagai objeknya. AP mendatangi sekolah-sekolah untuk mengintai korban.

Ia mengincar dan mendekati korban lalu mengaku kalau dia adalah utusan orangtua atau keluarga korban.

Setelah korban percaya, lalu pelaku membawa korban ke hutan dan terjadilah perkosaan.

Salah satu korbannya adalah R (9), murid kelas tiga SD yang tinggal di Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia. Pada Sabtu (27 April 2019) lalu, R yang sementara berjalan menuju Pasar Anduonohu dimampiri oleh lelaki paru baya (diduga keras adalah AP) yang mengaku sebagai teman bapaknya R.

R lalu dibonceng sepeda motor dibawa ke hutan Nangananga. Usai diperkosa R diantar pulang oleh pelaku di tempat semula, sekitar pasar Anduonohu.

Terakhir, Senin (29 April 2019) tim Buru Sergap Polres Kendari berhasil menyelamatkan seorang murid SD dari sanderaan AP di hutan Nangananga.

Peristiwa tersebut meresahkan masyarakat Kota Kendari, utamanya keluarga yang mempunya anak perempuan di usia sekolah dasar.

Sejak Senin hingga Selasa kemarin, orang tua murid di sejumlah sekolah ikut menjagai anaknya yang sementara belajar. Mereka takut penculikan.

Laporan: Shen Keanu

  • Bagikan