SULTRAKINI.COM: KONAWE-Menindaklanjuti arahan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Tim Satgas Pompanisasi dan Pengelolaan Air Tanah (PAT) di seluruh daerah terus memantau pendistribusian mesin pompa air. Pada Senin (26 Agustus 2024), Tim Satgas Balai Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Sulawesi Tenggara kembali melakukan pemantauan di areal persawahan kelompok tani penerima bantuan di Desa Watulawu, Kecamatan Amonggedo, Kabupaten Konawe.
Desa Watulawu, yang memiliki 180 hektar lahan sawah tadah hujan, merupakan salah satu wilayah penerima manfaat bantuan pompa air. Sebanyak 8 unit pompa air berkapasitas 4 inci telah didistribusikan ke lokasi tersebut, termasuk kepada kelompok tani Tirta Jaya 1.
Menurut Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) setempat, Dwi Astuti, S.ST., para petani di Desa Watulawu tengah menghadapi musim tanam kedua dengan kesulitan pengairan yang signifikan. Oleh karena itu, mereka siap memanfaatkan bantuan pompa untuk mendukung panen mereka.
“Dengan adanya program pompanisasi ini, diharapkan luas areal tanam dapat bertambah hingga 23 hektar. Jika pemanfaatan pompa dan pengelolaan sumber air non-irigasi berjalan dengan baik, maka hasilnya akan dirasakan langsung oleh petani, terutama dalam peningkatan produktivitas,” ujar Dwi Astuti.
Sebelumnya, Penjabat (Pj.) Bupati Konawe, Stanley, dalam acara penyerahan bantuan pompa kepada kelompok tani penerima manfaat yang berlangsung di halaman kantor Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Konawe pada Selasa, 20 Agustus 2024, menyampaikan bahwa sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar 12% terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Konawe, menurut data pemerintah daerah.
Dalam menghadapi kondisi cuaca dan iklim yang ekstrem, seperti fenomena La Niña dan El Niño, Pj. Bupati Stanley menekankan pentingnya menjaga ketahanan pangan. Ia berharap, luas baku sawah di Kabupaten Konawe dapat memberikan stok pangan yang memadai, sehingga tidak perlu mengimpor dari daerah atau provinsi lain.
“Cuaca yang tidak menentu akibat pengaruh iklim ekstrem harus diantisipasi. Yang terpenting saat ini adalah menjaga ketahanan pangan kita agar Konawe tetap mandiri dan tidak tergantung dari daerah lain,” tegas Stanley.
Laporan: Riswan