Sebelum Disandera Abu Sayyaf, Moh. Khairuddin Ingin Pulang Ke Wakatobi Untuk Sekolah

  • Bagikan
Moh. Khairuddin. (Foto: Istimewa).

SULTRAKINI.COM: WAKATOBI – Walaupun masih bocah, Moh. Khairuddin (13) Warga asal Wakatobi ini, harus merasahkan penyiksaan saat menjadi sandera Abu Sayyaf.

Moh. Khairuddin bersama paman dan karyawan kapal lainnya yaitu, Arsyad bin Dahlan (42) selaku juragan, Arizal Kastamiran (29), La Baa (32), Riswanto bin Hayono (27), dan Edi bin Lawalopo (53), diculik saat melaut diperairan Tambisan, Lahad Datu, Malaysia pada Kamis 16 Januari 2020, sekitar pukul 20.00 waktu setempat.

Sebelum disandera ternyata, Moh. Khairuddin bersama dua orang adiknya telah berencana pulang ke Tanah Air, agar dapat mengeyam dunia pendidikan di kampung halaman ayahnya (Liya), Kecamatan Wangi-wangi selatan.

Paman Moh. Khairuddin, La Sambo mengatakan, beberapa minggu yang lalu sebelum Moh. Khairuddin di sandera, ia telah menelpon ayahnya agar ketiga anaknya itu dipulangkan ke Wakatobi untuk dapat bersekolah seperti teman sejawatnya.

“Saya telpon ayahnya beberapa minggu lalu, supaya pulangkan anaknya disini, supaya mereka bisa sekolah,” kata La Sambo saat di wawancarai di kediamannya di Desa Mola Nelayan Bakti, Selasa (21/1/2020).

Namun menurut La Sambo, ayah Moh. Khairuddin (La Yai), ia akan memulangkan ketiga anaknya ini saat lebaran 2020.

“Sama saja, di sana anak-anak ini tidak sekolah karena tidak mempunyai surat-surat kependudukan kewarga negaraan malaysia, tapi kewarga negaraan indonesia,” ungkapnya

La Sambo menjelaskan, sejak Moh. Khairuddin lahir di Kota Kinabalu Malaysia, pada 22 April 2007, ia tidak pernah mengenyam dunia pendidikan.

“Sejak dua tahun lalu, Moh. Khairuddin bersama dua orang adiknya ditinggalkan ibunya, mereka sering dititipkan ditantenya jika ayahnya melaut. Baru ayahnya kalau sudah melaut kadang satu minggu lagi baru pulang ke darat,” ucapnya.

Sehingga saat ayahnya sedang melaut Moh. Khairuddin, mengikuti omnya bersama delapan ABK kapal lainnya melaut di perairan Tambisan, Lahad Datu, Malaysia.

Ia berharap, pemerintah bisa segera membantu proses pembebasan para sandera, agar ia bisa pulang ketanah air mengenyam pendidikan.

Laporan: Amran Mustar Ode
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan