SULTRAKINI.COM: KONAWE – Masih ingat Adelia Faraniza Azani? Ia merupakan bayi asal Desa Barowila, Kecamatan Tongauna Utara, Kabupaten Konawe yang keberadaannya sempat viral karena menderita gizi buruk.
Saat ini, Adelia telah berada di rumah. Ia dipulangkan dari rumah sakit kabupaten sejak, Minggu (5/8/2018) setelah pendapat perawatan selama sepekan.
Kondisi Adelia saat ini mungkin telah berangsur baik. Namun lain cerita dengan kakaknya, Andini. Sejak orangtuanya fokus mengobati Adelia, sang kakak sulung malah tak bisa lagi melanjutkan sekolah. Keadaan
Adelia memiliki tiga saudari. Kakaknya yang pertama bernama Andini. Ia baru saja tamat MTs di 2018. Namun tak lagi lanjut ke tingkat SMA/MA sederajat.
Sementara kakak keduanya bernama Lilis masih duduk di bangku kelas 7 MTs. Sedangkan yang ketiga bernama Amika, yang kini duduk di kelas 2 SD. Adelia sendiri merupakan anak bungsu dari empat
bersaudari tersebut.
Lalu, bagaimana dengan kondisi ekonomi keluarga ini? Tamrin (34), yang merupakan ayah Adelia hanyalah seorang pekebun biasa. Sesekali ia mengerjakan pekerjaan serabutan lainnya dengan penghasilan tak menentu. Sementara Juharni (33), ibu Adelia, hanyalah seorang ibu rumah tangga.
Kepada Sultrakini.com, Juharni mencurahkan isi hatinya. Ia mengaku berat menanggung beban keluarganya saat ini. Untuk menyekolahkan anak-anaknya saja mereka sudah sangat kesusahan.
“Dan sejak Adelia sakit, kakaknya yang tertua (Andini, red) tidak bisa lanjut sekolah lagi. Kita tidak punya cukup uang. Apalagi Adelia masih mau disembuhkan dulu,” ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (8/8/2018).
Juharni mengungkapkan, saat ini Andini hanya mengisi hari-harinya dengan membantunya diurusan dapur. Khususnya menyediakan makanan untuk bapaknya yang hendak ke kebun.
“Andini saat ini bantu-bantu urusan dapur kasian. Karena saya sendiri fokus urus adenya,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Adelia Faraniza Azani lahir pada 7 Maret 2018. Adelia lahir dalam keadaan normal dan sehat. Bobotnya saat ditimbang mencapai 2,6 kg.
Dua hari pasca kelahiran, sebuah benjolan sebesar buah kemiri mulai tampak di bagian dada Adelia. Tujuh hari kemudian, bejolan itu tambah besar dan mulai memerah.
Setelah hampir sebulan, benjolan itu kemudian pecah. Saat itulah kondisi Adelia mulai terpuruk. Berat badannya terus mengalami penurunan.
Saat menginjak dua bulan, Adelia kemudian dibawa ke tempat Posyandu. Namun dengan kondisi tubuh Adelia yang tampak kurus, petugas kesehatan menyarankan agar Adelia tidak disuntik.
Selama sakit, ia orangutanya lebih mengandalkan pengobatan tradisional. Untuk berobat ke puskesmas saja, orangtuanya tak punya biaya. Hingga bermunculanlah bantuan untuk membantu meringankan biaya
pengobatan Adelia.
Laporan: Mas Jaya
Editor: Sarini Ido