Sekulerisme Menghilangkan Sistem Imun Kaum Muslim

  • Bagikan
Fitriani S.Pd.Foto:ist

Sistem imun memang memegang peranan penting dalam tubuh seseorang. Karena ialah yang mampu memberikan perlindungan terhadap tubuh dari pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada tubuh. Sistem imun inilah yang mampu melindungi tubuh dari infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker & zat asing lain dalam tubuh. Namun, karena paparan lingkungan yang tak menentu. Belum lagi berbagai macam virus merajalela. Sehingga tubuh memerlukan imunisasi atau vaksinisasi agar daya tahan tubuh selalu kuat dan mampu terlindungi dari berbagai jenis unsur penyakit (patogen) seperti bakteri, virus, fungus, protozoa, dan parasit.

Sayangnya, umat hari ini tidak menyadari bahwa ada virus yang tak kalah mematikannya daripada virus yang mencoba menggerogoti tubuh manusia. Bahkan sebenarnya ia adalah pangkal dari semua virus yang melanda. Paparan virus ini mampu meluluhlantahkan kehidupan dan menciptakan kesenjangan dimana-mana. Virus tersebut adalah sekularisme kapitalisme yang telah lama mencabik-cabik tubuh kaum muslim dunia. Ia adalah virus yang berisi paham dimana aturan agama diamputasi dan dicungkil dari ranah kehidupan. Lalu kemudian diperban dan digantikan dengan aturan manusia yang berkompaskan Barat. Virus inilah yang membuat kehidupan kaum muslim bak porak poranda. Berbagai macam kriminalitas, ketimpangan-ketimpangan dibidang sosial, pemerintahan, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya begitu menjamur bak di musim hujan.

Juga, sekularisme telah membuat umat Islam menjadi terpecah belah. Menjadi negara-negara kecil yang lemah. Terbagi-bagi atas dasar letak geografis dan nation (kebangsaan) yang direkayasa oleh penjajah Barat. Hal ini membuat umat Islam lemah untuk menghadapi kekuatan penjajah. Jangankan bersatu menghadapi penjajah, yang terjadi justru umat Islam saling bertikai satu sama lainnya atas dasar kepentingan nasional masing-masing. Perang Irak-Iran berlangsung bertahun-tahun. Belum lagi Palestina yang sampai detik ini masih di kekang dan dijajah oleh zionis Israel. Sementara kaum muslim dunia di wilayah lainnya, seperti Indonesia seolah menutup mata dan bungkam.

Semua perkara ini terjadi, karena fungsi negara yang menjadi pemersatu dan pelindung kaum muslimin di seluruh dunia tidak lagi berjalan. Tidak ada lagi seorang pemimpin yang mempersatukan negeri-negeri Islam di seluruh dunia.

Hidup di sistem sekuler seperti saat ini juga telah menyebabkan terlantarkannya hukum-hukum Allah, terutama dalam masalah negara dan kemasyarakatan. Hukum-hukum Allah kemudian tidak diterapkan dalam bidang pemerintahan, politik, ekonomi, pendidikan, dan bidang-bidang sosial lainnya. Dan ini berarti malapetaka. Karena setiap pengabaian terhadap hukum Allah, jelas akan menyengsarakan kaum muslimin, dan kenyataan itu telah tampak jelas ditengah-tengah kaum muslimin sekarang ini.

Kaum muslimin juga mengalami kemunduran yang luar biasa dalam berbagai bidang kehidupan. Secara politik , mereka tunduk kepada permainan politik negara-negara penjajah. Di bidang ekonomi, hampir sebagian besar negeri-negeri Islam termasuk dalam katagori negeri-negeri berkembang dan miskin. Kekayaan alam negeri-negeri Islam dieksploitasi untuk kepentingan penjajah Barat. Bahkan banyak negeri Islam yang kaya, seperti Indonesia, tapi harus meminta-minta hutang kepada IMF. Lewat mekanisme utang luar negeri, negeri-negeri Islam dijerat untuk tunduk kepada kepentingan Kapitalisme Barat dan hidup menjadi miskin.

Sehingga, tentu saja ketiadaan negara yang menerapkan hukum syara melalui institusi negara juga berakibat fatal bagi perlindungan nasib kaum muslimin. Akibatnya, penjajah Barat dengan gampang dan mudah membantai kaum muslimin, tanpa mendapat perlawanan yang berarti dari kaum muslimin.

Inilah beberapa paparan yang tak terbantahkan, bahwa sistem sekularisme saat inilah yang membuat sistem imun kaum muslim hilang bak ditelan bumi. Ibarat sapu lidi yang berserakan, itulah yang terjadi hari ini. Sehingga tak ada lagi kekuatan dan persatuan untuk menggempur penjajahan Barat dan antek-anteknya yang tak pernah suka akan Islam.

Khilafah Menguatkan Imunitas Kaum Muslim

Pernahkah kita membayangkan bahwa pada satu masa yang panjang, kaum Muslim di seluruh dunia pernah bersatu padu dalam satu umat selama 1300 tahun lamanya. Ia bermula dari kepemimpinan Rasulullah Muhammad Saw pada 622 M di Madinah dan berakhir pada Kekhilafahan Utsmaniyyah tahun 1924 M di Turki. Pada saat itu seluruh syariat Allah di terapkan tanpa terkecuali. Baik dalam ranah ibadah spiritual, ekonomi, hukum pemerintahan dan lain sebagainya.

Sehingga, terbayanglah bagaimana kekuatan umat Muslim saat mereka bersatu pada saat itu. Allah limpahkan berkah pada mereka dan kebaikan dunia-akhirat, kekuatan yang tiada bandingannya dan kehormatan serta kemuliaan, disegani lawan dan disukai kawan. Dengan pemimpin yang satu, kepemimpinan yang satu, bendera yang satu, aturan yang satu, rasa yang satu, dan komando yang satu.

Masa-masa bersatunya kaum Muslim itulah masanya Khilafah Islam mewujud, dengan Khalifah sebagai pemimpin yang melindungi umat Muslim. Pada masa itu darah dan kehormatan kaum Muslim dilindungi oleh Khalifah, begitupun dengan darah dan harta kaum kafir dzimmi didalamnya (kaum kafir yang damai yang hidup di negara Islam, mereka membayar jizyah dan tunduk pada aturan syariah Islam).

Daulah Khilafah Islam juga menjadi institusi yang memiliki kekuatan militer paling besar untuk menghancurkan penghalang-penghalang fisik/militer musuh, yang menghalang-halangi sampainya dakwah Islam kepada umat manusia. Kepada institusi Daulah Khilafah Islam pula, kaum muslimin dapat mengadukan tindak kedzaliman, penganiayaan, perselisihan diantara mereka maupun dengan para pejabat pemerintahan, atau berlindung dari rasa takut akan ancaman, pengejaran, penahanan, dan pembantaian dari musuh-musuh Islam dan kaum muslimin. Semua itu, langsung dipecahkan dan diberikan solusi praktisnya oleh Khilafah. Hal ini menjadi wajar terjadi, sebab institusi Khilafah saat itu adalah satu-satunya negara adidaya di dunia, yang wilayahnya paling luas –membentang dari tanah Andalusia ke arah Timur hingga kawasan Asia Tenggara, dari belantara Afrika Tengah ke arah Utara hingga pegunungan Ural di Uni Soviet-. Selama itu pula Khilafah tidak pernah didera krisis ekonomi. Rakyatnya hidup dalam kesejahteraan. Keagungan dan kehebatannya-pun diakui oleh para sejarawan Barat. Hingga benarlah kiranya sabda Rasulullah saw:

“Sesungguhnya seorang Imam (Khalifah) itu adalah laksana perisai, dimana orang-orang akan berperang dibelakangnya, dan menjadikannya sebagai pelindung.” (HR. Muslim)

Sehingga satu-satunya cara agar sistem imun kaum muslim kembali kuat ialah dengan menerapkan kembali seluruh aturan Allah dalam seluruh aspek kehidupan dalam bingkai khilafah Islamiyah. Wallahu A’lam Bissawab

 

Oleh Fitriani S.Pd

  • Bagikan