Selain Singkong, Racun Sianida Bisa Ditemukan di Makanan Ini

  • Bagikan
Racun Sianida Dalam Makanan Ini. foto: Bernas.Id

SULTRAKINI.COM: Kata sianida asing lagi di teliga kita, apalagi dengan kasus kopi sianida Jessica Kumala Wongso dua tahun lalu yang menyebabkan kematian dari sahabatnya Mirna. Tak banyak yang tahu, ternyata sianida juga ditemui dalam sejumlah makanan, seperti singkong.

Sebagai sumber karbohidrat, ternyata singkong mengandung racun sianida apabila tidak diolah dengan baik. Pastikan Anda mengupas kulit singkong dengan benar, karena kulit singkong mengandung sianida paling tinggi. Rendam singkong setidaknya dua hari sebelum dimasak. Dan pastikan Anda memasaknya dengan benar sampai matang.

Utamanya di Sulawesi Tenggara, masyarakatnya kebanyakan menjadikan singkong sebagai tanaman perkebunan bahkan menjadi bahan dasar membuat kue. Ada juga makanan khas dari bahan singkong, misalnya Kasuami dan Kabuto. Sehingga masyarakat perlu mengolahnya dengan benar sebelum dikonsumsi.

Di beberapa negara, singkong juga telah terbukti menyerap bahan kimia berbahaya dari tanah, seperti arsenik dan kadmium. Hal ini dapat meningkatkan risiko kanker pada mereka yang bergantung pada singkong sebagai makanan pokok.

Cara aman untuk mengonsumsi singkong lainnya adalah dengan memadukannya bersama makanan yang mengandung protein. Protein diketahui dapat membersihkan sianida dari tubuh.

Ternyata selain singkong terdapat pula beberapa buah yang mengandung sianida. Jarang ada yang menyangka buah apel mengandung sianida yang beracun. Nyatanya, di tiap bagian tengah apel, terdapat biji-biji kecil berwarna hitam yang mengandung zat amygdalin. Zat ini akan melepaskan sianida saat berinteraksi dengan enzim pencernaan.

Dosis kecil sianida dapat dinetralkan oleh enzim dalam tubuh. Namun jika dosisnya lebih besar, dapat membahayakan. Tapi tidak perlu terlalu khawatir, karena untuk mencapai dosis sianida yang berbahaya, dibutuhkan sekitar 200 biji apel.

Dosis sianida yang mematikan sebanyak 1-2 miligram per kilogram berat badan. Meski demikian, sianida dalam dosis lebih kecil pun dapat berbahaya terhadap jantung dan otak, bahkan bisa menyebabkan koma dan kematian.

Selain singkong, apel juga mengandung sianida. Nyatanya, di tiap bagian tengah apel, terdapat biji-biji kecil berwarna hitam yang mengandung zat amygdalin. Zat ini akan melepaskan sianida saat berinteraksi dengan enzim pencernaan.

Dosis kecil sianida dapat dinetralkan oleh enzim dalam tubuh. Namun jika dosisnya lebih besar, dapat membahayakan. Tapi tidak perlu terlalu khawatir, karena untuk mencapai dosis sianida yang berbahaya, dibutuhkan sekitar 200 biji apel.

Selanjutnya, Kacang almond yang tumbuh liar memiliki kandungan amygdalin glikosida yang dapat melepaskan racun sianida saat dikonsumsi. Meski demikian, kini sebagian besar almond yang dikembangkan merupakan jenis almond manis yang tidak beracun dan aman untuk dikonsumsi.

Buah persik dan aprikot. Sebagaimana biji apel, biji buah peach atau persik dan aprikot juga mengandung zat glikosida sianogenik yang dapat berubah menjadi sianida ketika dikonsumsi. Tidak hanya untuk manusia, jika konsumsi dalam jumlah besar, buah ini dapat membahayakan juga untuk hewan. Buah peach yang sudah dikupas ataupun dalam kemasan, umumnya lebih bisa ditoleransi tubuh.

Ceri hitam. Amygdalin yang dapat berubah menjadi sianida juga terdapat pada daun, ranting, kayu, dan biji buah ceri hitam. Daun ceri hitam yang sudah layu diketahui lebih banyak mengandung zat sianida dan dapat menyebabkan keracunan sianida. Namun, meskipun bijinya sangat berbahaya, buah ceri hitam aman untuk dikonsumsi.

Gejala-gejala keracunan sianida adalah sesak napas, sakit kepala, kejang, mual, muntah, hingga hilang kesadaran. (Ditinjau oleh: dr. Kevin Adrian)

Laporan: Hariati

Sumber: Alodokter.com

  • Bagikan