Seminarkan Silvikultur, UHO Sebut Kebun Raya Paru-paru Kendari

  • Bagikan
Nasional Silvikultur VI dan Kongres Masyarakat Silvikultur Indonesia V di UHO, Rabu (8/8/2018). (Foto: Rifin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Dirjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Pusat, Hilman Nugroho, membuka Seminar Nasional Silvikultur VI dan Kongres Masyarakat Silvikultur Indonesia V. bertemakan penerapan silvikultur untuk pengelolaan hutan dan pengentasan kemiskinan yang diadakan Universitas Halu Oleo (UHO), Rabu (8/8/2018).

“Total hutan produksi di Indonesia 75 juta hektar sekitar 62 persen total kawasan hutan di Indonesia produksi tetap, 28 juta hektar tanggungan dapat diproduksi 18 juta hektar, dari hutan produksi hanya 340 juta hektar telah dibeban izin,” kata Hirman Nugroho.

Seminar diisi dengan materi silvikultur pada pengelolaan hutan alam; perlindungan hutan; silvikultur jenis pohon unggulan di Indonesia; silvikultur untuk restoran hutan dan mitigasi perubahan iklim; agroforestri perhutanan sosial dan kebijakan tertentu; dan rembuk nasional sesepuh silvikultur Indonesia.

Menurut Rektor UHO, Muhammad Zamrun, pengelolaan hutan menjadi konsep utama pihak kampus dengan adanya kebun raya seluas 23 hektar yang disiapkan untuk penelitian mahasiswa dan dosen.

“Luas kebun raya UHO 23 hektar disiapkan untuk penelitian mahasiswa dan dosen. Sampai kapanpun hutan UHO akan menjadi ruang terbuka hijau tidak akan ada pembangunan gedung, sebab itu menjadi paru-paru Kota Kendari,” kata Zamrun.

Silvikultur merupakan praktik pengendalian proses penanaman, pertumbuhan, komposiis, kesehatan, dan kualitas suatu hutan demi mencapai aspek-aspek ekologi dan ekonomi yang diharapkan. Penanaman hutan bagian dari usaha memperbaharui tegakan hutan dengan menanam pohon baru. Metode penanaman, spesies yang digunakan, dan kepadatan tegakan pohon dipilih berdasarkan tujuan yang dingin dicapai (Wikipedia).

 

Laporan: Rifin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan