Seorang Ibu dan Anaknya di Muna Barat Meninggal Terkena Sambaran Petir

  • Bagikan
Ibu dan anaknya di Muna Barat korban sambaran petir, Kamis (6/1/2022). (Foto: Hasan Jufri/SULTRAKINI.COM)
Ibu dan anaknya di Muna Barat korban sambaran petir, Kamis (6/1/2022). (Foto: Hasan Jufri/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: MUBAR – Dua warga Desa Labukolo, Kecamatan Tiworo Tengah, Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara meninggal dunia usai tersambar petir, Kamis (6 Januari 2022) sekitar pukul 00.30 WITA.

Kedua warga tersebut yakni seorang ibu berinisial UM (40) dan anak perempuannya berinisial TFI (12). Anak TFI mengalami luka bakar, sementara sang ibu tidak mengalami luka akibat petir.

Saat dikonfirmasi oleh awak media, suami korban MS (53) menceritakan saat hujan disertai angin kencang dan petir, dirinya bersama istri dan anaknya turun dari atas rumahnya ke kolong rumah. Mereka turun dari rumah panggungnya ini sebab masih trauma dengan kejadian pernah rubuh akibat hujan disertai angin.

“Jadi, kami turun dari rumah dan berlindung di bawah kolong rumah. Saat itu, hujan disertai angin kencang dan petir,” kata MS ditemui di rumah duka, Kamis (6 Januari 2022).

Dua orang warga Ibu dan Anaknya saat akan dievakuasi oleh warga sekitar. (Foto: Ist)

Dikatakannya, dirinya tidak mengetahui kalau istri dan anaknya tersambar petir. Sebab, saat itu dirinya sedang mengumandangkan adzan, namun adzan belum selesai dikumandangkan istri dan anaknya keluar dari terpal dimana mereka berlindung.

“Saat itu, saya sedang mengumandangkan adzan. Selama ada angin kencang begini kami adzan agar terhindar dari musibah. Namun, belum selesai adzan saya sudah tidak mendengar suara istri dan anaknya yang keluar dari terpal,” ungkapnya.

MS menambahkan, usai mengumandangkan adzan, dirinya tidak mendengar suara istri dan anaknya. Tak lama kemudian, dirinya melihat anak dan istrinya sudah terlempar akibat tersambar petir.

“Anak saya TFI (12) terhempas ditumpukan kayu yang ada di bawah rumah, sementara istri saya juga terhempas keluar dari bawa kolong sambil menggendong anaknya yang kecil,” bebernya.

Dia menambahkan saat kejadian istrinya sedang menggendong anak kecilnya. Sementara, anaknya TFI terpisah dari istrinya.

“Anak yang digendong oleh istri saya tidak apa-apa. Saat istriku tersambar petir, dia melindungi anak yang digendong dengan merangkul dan menutupi anaknya menggunakan jilbab yang dikenakannya. Sementara anaknya yang satu TFI tersambar petir dan mengalami luka bakar,” jelasnya.

Melihat istri dan anaknya tak sadarkan diri usai disambar petir. Dirinya langsung menghubungi warga sekitar. Sebab, rumahnya ini terletak sangat jauh dari rumah warga dan satu jam kemudian warga sekitar datang melihatnya.

Sementara itu, Kapolsek Tiworo Tengah, IPDA Rahmat Basuki membenarkan telah terjadi bencana alam yang menewaskan dua korban yang berada di wilayahnya itu.

Pasca mendapatkan laporan, pihaknya bersama anggotanya langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) dan mengambil keterangan saksi.

“Kita mau visum, namun pihak keluarga menolak dan meminta agar kedua korban langsung dimakamkan,” ungkapnya. (B)

Laporan: Hasan Jufri
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan