Sepuluh Kebiasaan Ini Bisa Turunkan Kualitas Sperma

  • Bagikan
Ilustrasi
Ilustrasi

SULTRAKINI.COM: Setiap ejakulasi Pria menghasilkan jumlah sperma yang berbeda-beda. Semakin banyak sperma, maka peluang untuk membuahi sel telur akan lebih besar. Tetapi sama halnya dengan sperma pria, bisa menurun drastis, karena kurang olahraga.

Hal ini seharusnya rajin berolahraga, dan memiliki pola makan yang sehat. Bukan hanya itu, tanpa disadari, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan sperma pria menurun.

1. Berendam di air panas

Peneliti di University of California menemukan bukti bahwa testis yang terkena suhu terlalu panas bisa berakibat buruk pada produksi sperma. Testis yang terendam di air yang terlalu panas bisa terganggu kerjanya dalam memproduksi sperma.

Jadi jumlah yang dihasilkan akan lebih sedikit dibandingkan dengan biasanya. Hal ini dikarenakan suhu ideal pembentukan sperma yaitu lebih rendah beberapa derajat dibandingkan dengan suhu tubuh. Oleh karena itulah testis berada menggantung di luar tubuh.

2. Merokok

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Reproductive Health menunjukan bahwa kuantitas merokok pada pria memengaruhi produksi sperma. Semakin sering kebiasaan ini dilakukan akan semakin sedikit pula jumlah sperma yang dihasilkan.

Selain itu, merokok dengan menggunakan bahan selain tembakau, ganja misalnya telah terbukti dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas sperma.

3. Menyimpan ponsel saku celana

Jurnal Reproductive BioMedicine juga menyatakan bahwa menyimpan ponsel di saku celana bisa menurunkan produksi sperma. Peningkatan suhu dan aktivitas elektromagnetik pada handphone bisa menyebabkan penurunan jumlah sperma, tingkat motilitas (gerakan sperma), dan bentuk sperma yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang menaruh ponsel di tas. Sebanyak 47 persen kasus dengan kondisi ini telah ditemukan terutama pada pria yang menyimpan ponselnya di saku celana sepanjang siang hari.

4. Kurang tidur

Sebuah penelitian diterbitkan di jurnal Fertility&Sterility menemukan bukti pria yang tidur kurang dari enam jam semalam memiliki sperma yang berpeluang 31 persen lebih rendah untuk membuahi sel telur dibandingkan dengan mereka yang memiliki cukup tidur, yakni sekitar 7 sampai 8 jam per malam.
Namun, tidur terlalu lama juga tidak bagus untuk kesuburan. Oleh karena itu, cobalah menerapkan pola tidur cukup, yakni 7 sampai 8 jam per malam untuk mendapatkan manfaat maksimal.

5. Demam

Elaine de Quadros, DHSc, seorang pengawas laboratorium andrologi dan laboratorium bersertifikat di The Fertility & Pusat IVF Miami menyatakan bahwa mengalami demam tinggi bisa menyebabkan terjadinya gangguan produksi sperma sementara pada seorang pria.

Saat demam, seluruh tubuh pria menjadi panas, termasuk testis. Membutuhkan waktu selama 72 hari dari sperma mulai kembali diproduksi dan akan dikeluarkan melalui ejakulasi. Oleh karena itu, jika seorang pria mengalami demam selama dua hari biasanya jumlah sperma akan pulih dan berada dalam jumlah normal pada jangka waktu 2 hingga 3 bulan ke depan.

6. Alkohol dan Kafein

Setiap minuman beralkohol dapat menurunkan kadar testosteron yang bisa menyebabkan penurunan kualitas dan jumlah sperma. Bukan hanya sperma yang akan terpengaruh, tetapi alkohol juga membuat gairah seksual menurun dan menyebabkan impotensi.

Dikutip dari Prevention, pria yang menenggak lima minuman atau lebih dalam seminggu memiliki 33 persen jumlah sperma lebih rendah dibandingkan pria yang hanya meminum satu hingga lima minuman setiap minggunya.

Tak hanya alkohol, kafein yang dikonsumsi berlebihan juga menurunkan jumlah sperma. Untuk itu, batasi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung kafein dengan hanya mengonsumsinya satu sampai dua cangkir per hari.

7. Terkena senyawa kimia

Bahan kimia beracun seperti pestisida, pelarut, dan berbagai logam berat dapat menurunkan jumlah sperma dan meningkatkan risiko kelainan sperma.

8. Suplemen testosteron dan steroid

Suplemen testosteron sering diandalkan untuk orang-orang dengan gairah seksual rendah. Sedangkan steroid anabolik yang berisikan zat sintetis yang mirip dengan hormon testosteron biasanya digunakan secara ilegal untuk membangun otot dan massa tubuh para atlet. Ketika seorang pria mengonsumsi testosteron buatan dari luar, tubuh akan otomatis berpikir bahwa kadar hormon dalam tubuh meningkat dan menghentikan produksi testosteron alami. Padahal testosteron alami sangat diperlukan tubuh untuk memproduksi sperma.

Biasanya, penggunaan testosteron buatan tidak menyebabkan kerusakan permanen asalkan tidak digunakan secara berlebihan. Umumnya, setelah tiga bulan sejak penggunaan suplemen dan steroid dihentikan, tubuh akan kembali memproduksi sperma.

9. Obat-obatan tertentu

Calcium channel blockers dan beta blocker yang sering digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, obat kemoterapi, dan perawatan kanker lainnya merupakan jenis obat yang dapat mengganggu produksi sperma. Bagi kamu dan pasangan yang sedang atau merencanakan kehamilan dalam waktu dekat perlu membicarakannya ke dokter terkait jenis obat yang digunakan dalam pengobatan apakah termasuk yang memengaruhi kualitas dan kuantitas sperma atau tidak.

10. Obesitas

Shahin Ghadir, MD, FACOG, seorang dokter kandungan dan ahli endokrinologi reproduksi di Amerika menyatakan, kelebihan berat badan akan berdampak negatif pada jumlah sperma, motilitas (gerakan) sperma, dan morfologi (ukuran dan bentuk) sperma. Lemak yang berlebih di dalam tubuh bisa mengubah testosteron menjadi estrogen dan estrogen yang berlebih dapat merusak pertumbuhan dan kualitas sperma.
Berbagai hal dan kebiasan telah diterapkan di atas bisa mengancam jumlah sperma. Untuk menjaganya tetap normal dengan menghindari penyebabnya dan tentunnya menjaga pola hidup sehat setiap hari.

Sumber : hellosehat.com

Laporan : Yuti Sandra J

  • Bagikan