Sisi Lain Kehidupan Penembak dr. Letty

  • Bagikan
Sisi Lain Kehidupan Penembak dr. Letty

SULTRAKINI.COM: Entah mimpi buruk apa yang dialami Letty Sulitri. Nyawa dokter yang sehari-hari praktik di Klinik Azzahra Medical Centre, Cawang, Jakarta Timur ini berakhir ditangan Helmi. Pria yang sudah menikahi dirinya selama lima tahun ini.

Tubuh Letty ambruk usai diberondong timah panas yang ditembaki Helmi dari celah jendela yang biasa menghubungkan pasien dengan dokter.

Setidaknya hal itulah yang diungkapkan Ketua RW 4 Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati, Arip.

Dia menjelaskan ada tiga peluru bersarang di perut korban. Satu di bagian dada kiri atas, satu di perut kanan atas, dan satu di pinggul kiri. Namun, ia tidak melihat berapa peluru yang bersarang di kepala korban. Ada pula peluru lain yang bersarang di tembok ruangan.

“Kalau saya lihat sini-sini (tunjuk bagian dada kiri, perut atas kanan dan pinggul kiri) badan tiga,” ujarnya sambil menunjukkan titik peluru bersarang.

Keributan berawal saat suami korban datang ke klinik. Terjadilah pertengkaran suami istri. Tak selesai masalah itu, korban, kembali masuk ke ruangannya dan duduk di kursi biasa ia menunggu pasien. Ruangannya itu terletak di pintu kedua setelah resepsionis.

Lantas, kemarahan suami tak terbendung. Langsung ia menodongkan senapan ke arah sang istri melalui celah jendela yang biasa menghubungkan pasien dengan dokter. Korban sedang duduk di atas kursi merah itu. Tanpa berkata-kata, pelaku lepas timah panas berulang kali.

“Dia tembak dari kotak menerima resep. iya (dari luar ruangan),” jelas Arip.

Peristiwa sadis itu pun membuat khalayak bertanya-tanya siapa sebenarnya dr. Letty. Mengapa suaminya sendiri nekat memberondong tubuhnya dengan timah panas.

Menurut teman Letty semasa di sekolah dasar (SD) ia merupakan sosok yang ramah, gemar bernyanyi dan aktif berselancar di dunia maya.

“Rame orangnya suka bernyanyi dan berpuisi. Waktu SD dia juga suka ikut lomba nyanyi,” ujar salah seorang teman Letty yang enggan disebutkan namanya saat ditemui di rumah duka jalan Sunan Ampel no 8, Rawamangun, Jakarta Timur, jumat (10/11). 

“Dia suka posting kegiatannya di akun facebooknya,” tuturnya.

Namun, pasca peristiwa penembakan ini ia baru tersadar jika akun FB Letty sudah lenyap sekitar dua pekan belakang.

“Akun facebooknya ilang baru ngeh dua minggu sebelum dia meninggal. Tapi enggak tahu kapan (hilang) udah lama kayaknya hilang. Baru engeh si minggu-minggu lalu. Biasanya dia suka posting foto kegiatan dia,” lanjutnya bercerita.

Selain itu, perubahan sikap Letty juga terlihat di grup pesan singkat Whatsapp. Letty mendadak sunyi ketika anggota grup bernostalgia dengan melempar foto ‘jadul’ mereka.

“Kita tahunya tuh pas kita tukar-tukaran foto di grup waktu dia nikah foto kita-kita. Kok dia enggak ada komen di grup biasanya dia rame,” ucapnya.

“Kira-kira keluar grup whatsapp SD seminggu sebelum meninggal,” lanjutnya.

Fakta lain menyebut, lima hari sebelum ditembak mati suaminya, Letty berencana pergi ke Bandung untuk menghadiri sebuah pernikahan.

“Terakhir mau janjian besok mau ke Bandung hadiri acara pernikahan saudaranya,” ucap rekan Letty lainnya saat ditemui di rumah duka.

Menurutnya, Dokter Letty juga sempat curhat kepadanya mengenai kondisi rumah tangganya. Almarhum sempat menceritakan keinginannya bercerai dengan sang suami yang akhirnya membunuhnya.

“Enggak ada keluhan cuma curhat aja diancam suaminya. Cuma curhat aja saya enggak bisa ngasih tahu semuanya. Gitu aja pokoknya lah,” ujarnya.

Letty juga pernah bercerita selalu mengalami tindakan kekerasan dari suaminya, Helmi. Bahkan kerabatnya sempat memberikan saran kepada Letty agar berhenti bekerja dan pulang kembali ke Bengkulu.

“Saya cuma kasih saran aja sudahlah Let kamu pulang aja ke Bengkulu enggak usah kerja lagi kalau memang benar kayak begitu (alami kekerasan),” katanya sembari meneteskan air mata.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan kepada penyidik Helmi mengaku lima tahun berumah tangga kerap diwarnai pertikaian.

“Intinya yang bersangkutan itu, selama berumah tangga dengan korban selama lima tahun ini,” ujar Argo.

Hingga puncaknya mendiang Letty menggugat cerai Helmi. “Dia tak harmonis. Dia selalu cekcok. Kemudian pada bulan Juli itu korban ajukan cerai. Dan selama dalam proses cerai itu, pelaku tak bisa menghubungi korban terus. Komunikasi nggak bisa terus,” tuturnya.

Sumber: Merdeka.com

  • Bagikan