Siswa SDN 7 Talaga Raya Galang Dana Bantu Korban Gempa Palu

  • Bagikan
Kepala Sekolah SDN 7 Talaga Raya, La Zukuru, bersama siswanya saat penggalangan dana untuk bantu korban gempa dan tsunami di Sulteng, Senin (1/10/2018). (Foto: Istimewa).
Kepala Sekolah SDN 7 Talaga Raya, La Zukuru, bersama siswanya saat penggalangan dana untuk bantu korban gempa dan tsunami di Sulteng, Senin (1/10/2018). (Foto: Istimewa).

SULTRAKINI.COM: BUTON TENGAH – Siswa siswi SDN 7 Talaga Raya, yang terletak dipelosok di Buton Tengah (Buteng), Sulawesi Tenggara (Sultra) menggalang dana untuk membantu korban gempa yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). Hal tersebut disampaikan oleh Kepala SDN 7 Talaga Raya, La Zikuru, saat dihubungi melalui telepon selulernya, Senin (1/10/2018).

Kata dia, dalam kegiatan tersebut pihaknya, berhasil mengumpulkan dana dari para murud dan guru kurang lebih Rp800 ribu. Untuk siswa jumlah murid di sekolah itu sebanyak 282 orang, meski tidak semua ikut memberikan bantuan. Dalam penggalangan tidak memaksa para peserta didik tapi sesuai dengan keikhlasan mereka. Jumlah mungkin relatif kecil, namun berisi harapan anak didik untuk membantu korban gempa di Palu.

“Rencananya penggalangan dana ini, akan kami laksanakan selama dua hari. Pasalnya masih ada anak-anak yang ingin membantu tapi belum memiliki uang hari ini. Olehnya itu, untuk tidak ingin mematahkan keinginan mereka untuk peduli sesama, meski kami mereka berasal dari daerah pelosok di wilayah Buteng,” katanya.

Siswa SDN 7 Talaga Raya saat melakukan penggalangan dana untuk bantu korban gempa dan tsunami di Sulteng, Senin (1/10/2018). (Foto: Istimewa).
Siswa SDN 7 Talaga Raya saat melakukan penggalangan dana untuk bantu korban gempa dan tsunami di Sulteng, Senin (1/10/2018). (Foto: Istimewa).

Sebenarnya, penggalangan dana tersebut hanya untuk para guru, namun di SDN 7 Talaga Raya, siswa juga dilibatkan. Hal tersebut untuk mengajarkan mereka jika hidup pasti membutuhkan bantuan orang lain. “Kami ingin menanamkan nilai-nilai budi pekerti seperti ini kepada mereka melalui aksi nyata, sedini mungkin,” ujarnya.

Menurut, La Zikuru, ide tersebut sebenarnya muncul dari lingkungan keluarganya, untuk mengarahkan siswa membantu korban gempa di Palu. Setelah itu, Babinsa juga mengharapkan agar guru-guru sekolah itu menggalang dana.

“Olehnya itu, saya tidak hanya ingin melibatkan guru, tapi juga para peserta didik. Karena kami ingin menanamkan rasa peduli sesama kepada mereka, utamanya mereka yang membutuhkan bantuan,” tutupnya.

Laporan: M Yusuf
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan