STIKes Karya Kesehatan Edukasi Warga Perumahan Kelolah Sampah dengan Sistem Biopori

  • Bagikan
Pelatihan pengelolaan sampah dengan sistem biopori oleh STIKes Karya Kesehatan di Perumahan Anduonuhu Regency. (Foto: Ist)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Melalui program pengabdian kepada masyarakat, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) STIKes Karya Kesehatan Kendari melakukan pelatihan pengelolaan sampah dengan menggunakan sistem biopori. Kegiatan ini direalisasikan kepada warga Kota Kendari, khususnya masyarakat di komplek Perumahan Anduonuhu Regency, Minggu (29/11/2020).

Pengabdian kepada masyarakat LPPM STIKes Karya Kesehatan Kendari merupakan program yang digagas oleh tim Pengabdian, yakni Diah Indriastuti, S.Kep.,Ns,M.Kep selaku ketua tim, anggotanya Tahiruddin, S.Kep.,Ne.,M.Sc dan Jenny Qlifianti Demmalewa, S.Gz.,M.Kes dengan judul penelitian Pelatihan Pengelolaan Sampah dengan Menggunakan Biopori bagi Warga Perumahan Anduonohu Regency.

Diah Indriastuti mengatakan, program pengabdian tersebut rutin setiap semester yang dilaksanakan sebagai bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi. Hanya saja bentuk kegiatannya berbeda-beda.

“Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat (Pengabmas) ini dengan tujuan memberikan keterampilan kepada warga BTN Anduonohu Regency dalam mengelola sampah organik dari limbah rumah tangganya,” terangnya, Senin (30/11/2020).

Berdasarkan hasil riset, kata Diah, ketika musim hujan, Biopori atau lubang yang dibuat tegak lurus ke dalam tanah akan sangat bermanfaat sebagai lubang resapan air untuk mencegah terjadinya banjir.

Selain itu, Biopori bisa dapat mengurangi sampah organik dari rumah kita ke tempat pembuangan akhir (TPA). Sebab, ketika membuat lubang, salah satu proses yang harus dilakukan adalah memasukkan sampah organik sehingga terjadi proses biologi yang meningkatkan kesuburan tanah.

“Dengan begitu dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan halaman pekarangan rumah sebagai tempat menanam tumbuhan pelindung maupun sebagai kebun keluarga dalam rangka menciptakan ketahanan pangan keluarga,” jelasnya.

Selain itu, lanjutnya, masyarakat yang dijadikan percontohan tempat pembuatan lubang Biopori dapat memberikan pengaruh baik bagi warga di sekitarnya untuk membuat lubang resapan Biopori yang serupa.

Diah Indriastuti menambahkan, pelatihan ini dilaksanakan dari rumah ke rumah warga yang terpilih dengan kriteria lahan pekarangan rumahnya masih berupa tanah. Hasilnya, sebanyak 14 lubang Biopori dipasang di rumah warga.

“Warga antusias menambah kembali lubang Biopori di pekarangan rumahnya karena dalam kegiatan ini, setiap rumah hanya diberikan sampel pembuatan dan edukasi mengenai perawatan lubang biopori,” ujarnya.

Pelatihan pengelolaan sampah dengan sistem biopori oleh STIKes Karya Kesehatan di Perumahan Anduonuhu Regency. (Foto: Ist)

Ketua RT 36/RW 01 Perumahan Anduonohu Regency, Suwandi turut serta dalam kegiatan tersebut. Dirinya mengapresiasi upaya STIKes Karya Kesehatan Kendari dalam memberikan pengetahuan dan ilmu yang bermanfaat kepada warga, dalam hal pengelolaan sampah.

Apalagi, menurutnya, sampah khususnya limbah rumah tangga merupakan hal yang tidak pernah ada habisnya dalam rumah tangga sehingga memang diperlukan sebuah inovasi.

“Biopori ini hal baru di Kota kendari, tapi setelah mendengar penjelasannya bahwa Biopori ini bisa sebagai sumber untuk resapan air dan bisa juga untuk pembuatan pupuk kompos dari sampah organik yang notabene itu kita dulu pernah bermasalah dengan sampah tidak tahu mau dibuang ke mana, tapi setelah ada metode biopori ini, dapat jadi tambahan ilmu pengetahuan kita di sini,” sambungnya.

Melihat hasil pengabdian tersebut, Suwandi menyadari sampah bisa dijadikan pupuk melalui metode biopori Selain itu, rupanya bisa untuk pengadaan cadangan air.

“Di sini (kompleks perumahan) kita itu ada 600 rumah, kalau musim hujan air melimpah ruah, tapi langsung jalan ke tempat yang lebih rendah seolah-olah tidak ada yang tersimpan. Mudah-mudahan dengan pembelajaran biopori ini bisa dilakukan penambahan-penambahan lubang dan mudah-mudahan bisa manambah air di sumur,” tambahnya.

Dia pun berharap, masyarakat di kompleks bisa mengambil pelajaran dari kegiatan itu sehingga mengurangi terjadinya genangan, sampah, maupun banjir.

“Tentunya dengan contoh ini diharapkan masyakat bisa melihat hasilnya dan tergerak lebih banyak untuk ikut turut serta dalam program ini,” lanjutnya.

Laporan: Hasrul Tamrin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan