Sultra Inflasi, Delapan Kelompok Pengeluaran di Pasar Mahal

  • Bagikan
Kelompok komoditas yang mengalami kenaikan harga, (Foto: Wa Rifi/SULTRAKINI.COM)
Kelompok komoditas yang mengalami kenaikan harga, (Foto: Wa Rifi/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Indeks harga konsumen (IHK) gabungan dua kota di Sulawesi Tenggara bulan Agustus tahun 2021 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,50 persen dengan nilai 107,85. 

Inflasi Sultra pada Agustus 2021 disebabkan naiknya indeks harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau 1,65 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,67 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,18 persen.

Disusul kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 0,11 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dan kelompok  penyediaan makanan dan minuman (restoran) masing-masing 0,07 persen; serta kelompok pendidikan dan kelompok pakaian dan alas kaki masing-masing 0,02 persen. 

Sedangkan, kelompok yang mengalami deflasi antara lain kelompok transportasi 0,59 persen; kelompok kesehatan 0,15 persen; serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,11 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik Sultra, Agnes Widiastuti, mengatakan berdasarkan 11 kelompok pengeluaran tercatat delapan komoditas penyumbang inflasi di Sultra dan kelompok pengeluaran makanan minuman dan tembakau sumbang inflasi terbesar yaitu 1,65 persen sedangkan tiga kelompok pengeluaran lainnya mengalami deflasi diantaranya kelompok pengeluaran kesehatan, transportasi, dan informasi dan jasa keuangan.

“Dari 11 kelompok pengeluaran itu, ada delapan kelompok pengeluaran mengalami inflasi sedangkan kelompok transportasi mengalami deflasi terdalam sebesar 0,59 persen dan khusus untuk komponen bahan makanan Agustus 2021 mengalami inflasi 2,19 persen,” terang Agnes, Rabu (1 Agustus 2021).

Kemudian, berdasarkan komoditasnya ada 10 komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Agustus 2021 antara lain ikan layang,  0,19 persen,  ikan kembung 0,08, bayam 0,07, ikan selari 0,04 persen,  ikan tude 0,04 persen,  bawang merah 0,04 persen, ikan teri 0,04 persen,  ikan cakanag 0,02, ikan sisik 0,02 persen cumi cumi 0,02 persen, ikan tongkol 0,02 persen, ikan rambe 0,02 persen.

“Sekitar 10 komoditas penyumbang inflasi ada delapan komoditas ikan-ikanan mendorong kenaikan inflasi. Jadi  kenaikan harga ikanlah yang memberikan inflasi gabungan dua kota di Sultra,” ujar Agnes.

Sementara, komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain beras 0,11 persen,  angkutan udarah 0,06 persen,  daging ayam ras, 0,03 persen, tarif kendaraan roda empat Online 0,02 persen,  cabai merah 0,02 persen,  pepaya 0,01 persen,  mobil 0,01 persen,  wortel  0,01 persen,  pisang 0,004 persen, air kemasan 0,004 persen.(C)

Laporan: Wa Rifin
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan