SULTRAKINI.COM:KENDARI – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Halu Oleo menjadi fakultas yang mencetak sarjana terbanyak setiap tahunnya. Tercatat ada ribuan guru menamatkan pendidikan di fakultas ini.
Namun demikian, hal tersebut rupanya tidak menyelesaikan persoalan kurangnya tenaga pendidik di sejumlah daerah di Sutra. Sebab, meski memilki keahlian sebagai pengajar, namun para alumni FKIP enggan untuk mengabdikan diri di dunia pendidikan.
Kondisi ini dibenarkan Wakil Dekan (Wadek) Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FKIP Mustamin Anggo. Menurutnya, alumni FKIP memang tidak diharuskan menjadi guru. Selain itu, alumni juga lebih memilih bidang yang berpotensi di dunia kerja.
“Kita spesifikasinya di situ (penyediaan guru), dari segi pengetahuan dan keterampilan mereka siap. Tapi masuk didunia kerja tergantung kreatif masing-masing,” kata Mustamin Anggo saat ditemui SULTRAKINI.COM, Jumat (16/9/2016).
Untuk melihat penyerapan alumni dalam dunia kerja, kata Mustamin, pihaknya pernah melakukan pelacakan dengan metode Tracer Study atau studi mengenai lulusan lembaga penyelenggara pendidikan tinggi untuk mencari informasi dan evaluasi atas hasil pendidikan tinggi.
“Di lembaga kita ada Tracer Study. Kita pernah lakukan dengan cara menghubungi, memang terlacak tapi tidak optimal karena ada permasalahan lainnya,” tambahnya.
Menurutnya, masalah pemberdayaan alumni dapat teratasi dengan peran pemerintah, sekolah dan masyarakat selain perguruan tinggi itu sendiri. Salah satunya dapat dilakukan dengan pemberian standar upah minimum guru dan adanya lembaga nonformal di masyarakat.
“Dengan upah kurang, bagaimana bisa berharap guru bekerja dengan prestasi. Bisa membantu juga dengan adanya tempat pendidikan nonformal,” ungkap Mustamin.
Dari data yang diterima, untuk tahun 2016 tercatat ada enam ribuan mahasiswa aktif di FKIP UHO. Jumlah itu tersebar di 14 jurusan termasuk 10 konsentrasi didalamnya.
Sementara itu, salah satu daerah di Sultra yang dilaporkan kekurangan guru yakni Kabupaten Konawe Utara. Dari data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Konut, daerah ini masih kekurangan sekitar 896 orang guru mulai jenjang SD hingga SMA.