Suluh Institute Membuka Survei Elektabilitas Bacagub Lewat Polling SMS

  • Bagikan
Launching polling SMS bakal calon gubernur dan Wakil Gubernur Sultra 2018 oleh Suluh Institute. (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Banyak cara dilakukan suatu lembaga untuk mengetahui sejauh mana tingkat elektabilitas seorang bakal calon di pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara 2018. Sama halnya Suluh Institute, yang membuka ruang bagi masyarakat, untuk menyalurkan suara pilihannya lewat polling Short Message Service atau SMS.

Mekanisme polling suara dilakukan dengan mengirim SMS pilihan bakal calon yang ditujuh ke nomor yang disediakan pihaknya. Cukup satu SMS untuk satu nomor telepon. Pengiriman berkali-kali dengan satu nomor telepon akan ditolak untuk masuk dalam data survei. Untuk memudahkan menyalurkan pilihannya, telah ada penomoran pada setiap bakal calon yang masuk di daftar pilgub Sultra 2018. Polling akan terpantau dua minggu sejak dilakukannya launching. Dan hasilnya akan diumumkan secara terbuka dihadapan para kandidat.

Ada juga situs disediakan pihaknya untuk memberikan penjelasan cara menyalurkan suaranya, termasuk mengetahui nomor poling bacagub. Masyarakat bisa mengakses http: polling.kabarsuluh.com. Satu diantaranya, nomor poling kandidat Rusman Emba-Tina Nur Alam nomor 1, Pasangan Rusda Mahmud nomor 2, Asrun nomor 3, dan Ali Mazi nomor 4. Sedangkan calon lainnya akan disesuaikan penomorannya.

“Nomor yang kami gunakan pada polling ini, nomor biasa bukan nomor premium, jadi masyarakat yang ingin melakukan polling pada figur yang dianggap pantas untuk bakal cagub, satu kali polling (kirim SMS) dikenakan biaya 300 rupiah,” kata Pendiri Suluh Institute, Ihsan Thamrin usai launching polling SMS calon gubernur dan wakil gubernur Sultra 2018, Rabu (4//10/2017).

Mengumpulkan polling suara melalui SMS dinilai baru dan positif oleh Akademis Analis Komunikasi Publik, Elwan. Menurutnya, kemungkinan kecil pengaruhnya akan terjadi human eror. Terkecuali figur bisa membeli sebanyak banyaknya nomor untuk meningkatkan hasil pollingya, namun itu dianggapnya tidak memungkinkan terjadi. Cara ini kata dia, tak jauh berbeda dengan metode survei lainnya, misalnya dilakukan suatu media. 

“Bisa jadi misalnya ada sponsor, itu bisa mempengaruhi hasil polling, tapi kalau dengan cara seperti ini kecil kemungkinannya. Harapannya dengan adanya polling ini bisa meningkatkan partisipasi pemilih, dan juga figur untuk tidak menggunakan cara lain supaya kita liat hasil normalnya,” ujar Elwan.

Laporan: Hasrul Tamrin

  • Bagikan