Survei Dunia Usaha, BI Sebut Varian Delta Tekan Perekonomian Sultra Path Pemulihan

  • Bagikan
Kepala KPwBI Sultra, Bimo Epyanto, (Foto: Ist)
Kepala KPwBI Sultra, Bimo Epyanto, (Foto: Ist)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Teggara mengadakan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) dan Survei Liaison untuk mendapatkan gambaran lapangan usaha di Sultra.

Temu Responden Survei Kegiatan Dunia Usaha dan Survei Liaison Kota Kendari tahun 2021 dilaksanakan secara virtual dengan tema Mengatasi Pandemi Sebagai Kunci Kebangkitan Ekonomi Sultra, Selasa (24 Agustus 2021).

Kepala KPwBI Sultra, Bimo Epyanto, menyampaikan secara umum perekonomian Sultra berada dalam path pemulihan, resiliensi dunia usaha, optimisme masyarakat, juga dukungan pemerintah baik dalam hal pemulihan kondisi kesehatan maupun ekonomi berhasil meningkatkan aktivitas masyarakat dan juga dunia usaha yang merupakan kunci pemulihan.

“Dapat dilihat di triwulan II 2021, seluruh lapangan usaha Utama Sultra yaitu Pertanian, Pertambangan, Konstruksi, Perdagangan dan Industri Pengolahan berhasil tumbuh lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya,” kata Bimo, Selasa (22 Agustus 2021).

Selanjutnya, dari sisi permintaan selain adanya perbaikan yang kontinu dari permintaan masyarakat Sultra, berkurangnya ketidakpastian dan juga lesson learned dari pengalaman tahun lalu berhasil mendorong kinerja investasi dan belanja Pemerintah pada triwulan II 2021.

“Satu hal yang perlu menjadi perhatian kita juga adalah produk unggulan Sulawesi Tenggara yaitu hasil olahan nikel juga terus meningkat permintaannya sehingga mendorong ekspor Sultra dari triwulan ke triwulan,” ungkapnya.

Adapun responden hasil survei kegiatan dunia usaha sebanyak 150 perusahaan dan 55 kontak Liaison. Dalam pelaksanaannya, SKDU dan Liaison memiliki kesamaan yaitu responden yang berasal pelaku usaha riil dengan tujuan tracking kinerja perekonomian, meski demikian, diantara keduanya terdapat beberapa perbedaan.

SKDU dilakukan tiap triwulan sekali dengan untuk mendapatkan informasi dini perkembangan kegiatan ekonomi triwulanan pada 9 sektor. SKDU membandingkan kinerja sektoral triwulan berjalan dengan triwulan sebelumnya maupun perkiraan triwulan ke depan. 

Sedangkan survei Liaison dilakukan rutin tiap bulan pada pada pelaku sector tertentu sesuai dengan perencanaan yang dilakukan di awal tahun. Liaison dilakukan untuk memperoleh informasi dan data mendalam terkait kondisi sektoral di triwulan berjalan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya dan juga ekspektasi ke depannya.

Sebagai informasi pada triwulan I dan II 2021, perekonomian Sultra berhasil tumbuh positif sebesar 0,06 persen (yoy) dan 4,21 persen (yoy) setelah pada tahun 2020 terkontraksi sebesar -0,65 persen (yoy).

Bank Indonesia memprediksi ke depan, pertumbuhan ekonomi akan didorong oleh perbaikan mobilitas masyarakat sejalan dengan relaksasi pembatasan aktivitas masyarakat dan akselerasi vaksinasi, berlanjutnya stimulus kebijakan, pembukaan sektor-sektor prioritas dan dukungan UMKM, serta tetap tingginya kinerja ekspor.

“Namun kondisi pandemi Covid-19 yang sudah membaik pada awal 2021 belum menjadi jaminan, peningkatan kasus positif karena varian delta memaksa Pemerintah untuk menarik rem darurat dan memberlakukan kebijakan PPKM mikro di berbagai daerah termasuk di Kota Kendari. Pembatasan mobilitas tersebut diperkirakan memiliki dampak pada pertumbuhan ekonomi,” terang Bimo.

Olehnya itu, pemerintah telah melakukan berbagai kebijakan untuk memulihkan daya beli masyarakat termasuk membantu sektor dunia usaha di Sultra maupun Nasional yaitu diantaranya melalui berbagai program stimulus Pemulihan Ekonomi Nasional, program vaksinasi dan upaya mendorong UMKM.

Bank Indonesia terus melakukan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dan instansi terkait untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk berkontribusi aktif dalam Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dan Gerakan Bangga Berwisata di Indonesia.

“Dunia usaha dan masyarakat juga harus terus memastikan penerapan protokol kesehatan yang konsisten dan ketat agar penyebaran dapat diputus. Selain itu kesadaran untuk melakukan vaksinasi juga harus terus didorong,” harap Bimo. (C)

Laporan: Wa Rifin
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan