Busel: Kartu Asuransi Nelayan Bakal Dikenakan Iuran di 2018

  • Bagikan
Kepala DKP Busel, Heru Sungkowo. (Foto: Heru Sungkowo/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: BUSEL – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Buton Selatan (Busel), Sulawesi Tenggara menyalurkan bantuan peralatan tangkap dan cool box beberapa waktu lalu, serta menginfentarisir masyarakat yang akan mendapatkan asuransi nelayan.

Kepala DKP Busel, Heru Sungkowo mengungkapkan bahwa setelah terbitnya kartu asuransi nelayan, mereka memiliki hak atas fungsi kartu tersebut. Misalnya, ketika terjadi kecelakaan di laut yang menyebabkan nelayan yang bersangkutan meninggal, maka dia berhak atas asuransi nelayan.

“Seperti yang dialami Idris, nelayan asal Desa Bola, Kecamatan Batauga yang meninggal dunia akibat kecelakaan laut di bulan Juli lalu. Karena murni kecelakaan dilaut serta dibuktikan dengan berita acara yang diketahui kepala desa dan pihak kepolisian, maka ahli warisnya mendapat santunan sebesar 200 juta dari asuransi Jasindo,”jelas Heru, Kamis (14/12/2017).

Terkait manfaat kartu asuransi nelayan, hingga kini tiga nelayan sedang mengajukan klaim asuransi dan tinggal menunggu proses di Jesindo.

Sebelumnya, batas waktu pelaporan untuk mengajukan klaim, diberi ruang selama satu bulan. Setelah adanya perubahan, laporan proses klaim bisa dilakukan lima hari waktu. Bahkan bisa melalui telepon maupun surat elektronik (surel) ke pihak Jasindo oleh petugas DKP setempat.

“Ini juga tantangan bagi kami, sehingga sosialisasi di beberapa tempat terus digalakkan,” tambah Heru.

Dijelaskannya, awalnya pengurusan kartu asuransi nelayan tidak dibebani alias gratis pada kurung waktu 2016-2017. Namun rencananya, nelayan akan dikenakan pembayaran iuran memasuki 2018 mendatang.

“Kedepan nelayan membayar iuran sebesar seratus Rp 175 ribu per tahun. Tujuannya agar dari nelayan sendiri ada motivasi untuk selalu berhati-hati,” kata Heru.

Kartu asuransi nelayan untuk wilayah Busel akan sampai pada minggu depan. Selanjutkan didistribusi ke tingkat kecamatan dan desa. Dalam hal ini juga, nelayan sebelumnya menerima kartu asuransi berdasarkan program seratus hari bupati sebanyak dua ribu nelayan. Hingga kini, dari data terinfentarisir jumlahnya memasuki tiga ribuan nelayan.

Dia menghimbau kepada para nelayan untuk selalu berhati-hati ketika melaut. Serta berharap BMKG bisa meneruskan informasi cuaca dan gelombang tinggi ke petugas mereka di lapangan. Nelayan Busel rata-rata telah memiliki Global Position System (GPS). 

“Ini kami syukuri, dalam artian kesadaran nelayan Busel atas pentingnya asuransi sudah mulai kelihatan. Bahkan saat ini, demi suksesnya program ini, setiap harinya kami harus rela pulang terlambat sampai ke rumah untuk menyelesaikan administrasi para nelayan,” ujar Heru.

Sementara itu, bantuan alat tangkap yang disalurkan memfokuskan kepada nelayan yang memiliki kapal dengan bobot dibawah 5 GT (Grosse Tonase). Bantuan ini bersumber dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Penataan Laut untuk komunitas masyarakat adat di Siompu.

“Pemberian alat tangkap dan cool box diharapkan agar hasil tangkapan nelayan tetap awet saat dijual di Baubau,” pungkas Heru.

Laporan: Novrizal R Topa

  • Bagikan