Facebook, Medsos Terbanyak Sebarkan Hoaks

  • Bagikan
Sesi pemberian materi dalam roadshow bertemakan #InternetBaik 2018 di Kota Kendari, Kamis (13/12/2018). (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM)
Sesi pemberian materi dalam roadshow bertemakan #InternetBaik 2018 di Kota Kendari, Kamis (13/12/2018). (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Media sosial merupakan salah satu sarana penyebaran hoaks atau bohong. Terlebih di era milenial, dimana media sosial tidak luput dari keseharian manusia dalam mengakses informasi dan komunikasi.

Social Media Advisor, Wicaksono, mengungkapkan media sosial Facebook menjadi sumber utama penyebaran konten hoaks. Kata dia, ada 135 konten hoaks tercatat Juli sampai September 2018. Parahnya, muatannya adalah konten politik. Secara rinci, di bulan Juli terdapat 30 konten hoaks, Agustus 46 konten, dan September 59 konten hoaks. Catatan itu sejalan dengan pengguna Facebook yang lebih banyak dibandingkan medsos lainnya.

“Untuk top pengguna sosial media 2018, Facebook 87,86 persen, IG 78,77 persen, Twitter 31,84 persen, Google+ 28,74 persen, Path 8,89 persen, Linked in 5,19 persen,” ucap Wicaksono saat membawakan materi roadshow bertemakan #InternetBaik 2018 di Kota Kendari, Kamis (13/12/2018).

Sedangkan top pengguna instant messenger urutan pertama, yaitu WhatsApp 98 persen, Line 55 persen, BBM 53 persen, Facebook 49 persen, Telegram 15 persen, Hangout 3 persen, Path 3 persen. Melihat dari usia, pengguna medsos terbanyak dari usia 19-34 tahun atau sebesar 49,52 persen.

“Lebih rinci pengguna sosial media dari umur 54 tahun sebesar 4,25 persen, umur 35 sampai 54 tahun 29,55 persen, umur 19 sampai 34 tahun 49,52 persen, umur 13 sampai 18 tahun 16,68 persen,” sambungnya.

Materi workshop dari Wicaksono, bagian dari mengkampanyekan antihoaks kepada masyarakat Kota Kendari, khususnya pelajar dengan cara menyebarkan konten positif dan kreatif di dunia maya.

Kota Kendari menjadi kota terakhir kampanye antihoaks, dari enam wilayah lainnya di Indonesia. Sasaran roadshow Telkomsel #InternetBaik 2018 ini, yakni 200 siswa SMA/SMK dan 100 tenaga pendidik di Kota Kendari sejak 13-14 Desember.

Kampanye antihoaks juga melibatkan social media expert, psychology expert, dan lembaga pemberdayaan masyarakat yang berkecimpung di dunia digital. Selain itu, peserta dilibatkan di sejumlah kegiatan untuk memudahkan mereka menyerap materi dari kampanye tersebut.

Laporan: Wa Rifin&Hasrul Tamrin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan