Jakarta Islamic Centre Gelar Diskusi Perdana Islam

  • Bagikan
Peserta dan pemateri diskusi perdana Islam. (Foto: Istiemwa).
Peserta dan pemateri diskusi perdana Islam. (Foto: Istiemwa).

SULTRAKINI.COM: JAKARTA – Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta atau lebih dikenali Jakarta Islamic Centre (JIC) mengadakan diskusi perdana Islamdi ruang audio visual 2 JIC Jakarta Utara, Indonesia pada Kamis (14/11/2019).

Diskusi tersebut menyusun tema “Sejarah dan Perkembangan Islam di Patani (Thailand Selatan) dan Pengaruhnya di Betawi”. Tujuan tema ini diangkat untuk mencari titik hubungan diantara patani dengan Betawi.

Narasumber yang dihadiri, yakni Prof. Muhammad Zakee Cheha, Ph.D selaku Derektor Pascasarjana Fathoni Universiti, Rahmad Zailani Kiki, S.Ag, MM selaku Kepala Divisi Pengkajian dan Pendidikan Jakarta Islamic Center, dan ketiga Nur Rahmah, MA, MA. Hum selaku Peneliti Puslitbang Lektur Kementerian Agama Republik Indonesia.

Muhammad Zakee Cheha menjelaskan, bahwa perkembangan Islam di Thailand dimulai sebelum Kerajaan Siam menguasai Kerajaan Melayu Patani, manakala Patani berasal dari kata Al-Fatoni yang berarti kebijaksanaan atau cerdik, karena di tempat itu banyak lahir ulama dan cendekiawan Muslim yang terkenal.
Thailand bagian selatan pada masa dahulu pernah berbentuk satu daulat Islam, kawasan ini merupakan basis masyarakat Melayu-Muslim. Di sini juga terdapat masalah, kawasan ini merupakan daerah konflik yang berkepanjangan hingga hari ini, tambah Muhammad Zakee Cheha.

Kata Muhammad Zakee Cheha, konflik di bahagian Thailand Selatan terjadi sejak penyerahan wilayah utara Melayu oleh pemerintah Kolonial Inggris kepada Kerajaan Siam dengan perjanjian Anglo diantara Ingrish – Siam, pada 10 Mei 1909. Dengan perjanjian ini kerajaan Siam mencabut hak-hak dan martabat Muslim Pattani. Akibatnya, muncul aksi-aksi perlawanan yang dianggap oleh pemerintah pusat sebagai separatisme sehingga diberlakukan darurat militer di wilayah tersebut.

Rahmad Zailani Kiki mengatakan, diskusi ini diadakan sebagai sarana untuk mempublikasikan hasil riset JIC yang pernah melakukan riset lapangan ke Patani pada 26-29 November 2015, untuk menemukan titik sambung diantara ulama Patani dengan Betawi.

“Disamping itu, diskusi ini juga diadakan untuk menguji dan memperbarui kembali hasil riset tersebut, dan rencananya pada tahun 2020 akan dilakukan riset lapangan lagi ke Pattani untuk menyempurnakan datanya dan hasilnya yang akan dibukukan,” katanya.

Ia mengungkapkan hubungan itu ditemukan dari Syekh Abdul Shomad Al-Jawi Al-Falimbani yang merupakan guru bagi ulama di Patani dan Betawi.

“Syekh Abdul Shomad Al-Jawi Al-Falimbani bukan sekedar ke Patani untuk mengajar ilmu keislaman, bahkan ia turut berjuang dan berperang untuk melawan tentara Siam, dan terbunuh,” ujarnya.

Penulis: Zulkifli Mamah (Mahasiswa asal Patani [Thailand Selatan] yang sedang kuliah di Universitas Muhammadiyah Jakarta)

  • Bagikan