TKA Asal Cina ke Baubau, Kantor Imigrasi: Kalau Ilegal, Kami yang Pertama Deportasi

  • Bagikan
Kepala Sub Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian kantor Imigrasi Kelas III Baubau, Ridho Aprizal Zawawi. (Foto: Kartika Eka Safitri/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: BAUBAU – Beberapa waktu lalu, Kantor Imigrasi Kelas III Baubau menjadi seksi di media sosial. Pasalnya, kantor yang beralamat di Jalan Moh. Husni Tamrin, Tomba, Wolio, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara dipadati oleh Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Cina.

Kepala Sub Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian kantor Imigrasi Kelas III Baubau, Ridho Aprizal Zawawi membantah jika TKA yang memadati kantor Imigrasi Baubau bukanlah ilegal. Kedatangan TKA asal Cina yang berjumlah 24 orang tersebut bertujuan untuk memperpanjang masa Surat Keterangan Izin Tempat Tinggal (KITAS).

“Seperti yang diributkan bahwa mereka adalah TKA ilegal, itu tidak benar. Secara logika kalau mereka itu ilegal, untuk apa mereka datang ke kantor imigrasi. Justru mereka taat hukum, mereka datang dan melapor untuk memperpanjang masa KITAS nya,” terang Ridho kepada SultraKini.Com, Kamis (14/12/2017).

Ridho menuturkan, dokumen para TKA itu lengkap, KITAS yang mereka perpanjang ada dua jenis masa aktifnya, tiga bulan dan enam bulan serta menggunakan visa kerja 312.

TKA asal Cina ini, bekerja pada perusahaan tambang Surya Saga Utama (SSU) di Kabaena. Satu bulan menjelang KITAS nya mati, mereka memperpanjang masa aktifnya dengan mendatangi kantor Imigrasi di Baubau. Sebab Kabaena juga merupakan wilayah kerja Kantor Imigrasi Wilayah III Baubau, sedangkan Bombana, masuk di wilayah kerja Imigrasi kelas I Kendari.

“Kalau ilegal, kami yang pertama deportasi mereka. Bahkan bulan lalu bersama-sama Kesbangpol Bombana, dua orang dari kami melakukan inspeksi ke perusahaan tambang SSU,” jelas Ridho. 

Ridho mengungkapkan bahwa pekerja tambang di Kabaena banyak yang lokal. Namun untuk pekerjaan engineering, perusahaan tersebut menggunakan peralatan yang berasal dari China sehingga tenaga ahlinya pun diambil dari Cina.

Laporan: Kartika Eka Safitri/Novrizal R Topa

  • Bagikan