Tenun Sultra, Aset Ekonomi yang Bisa Bikin Ibu-ibu Tidak Merumpi

  • Bagikan
Ketua Persit Kartika Candra Kirana Daerah XIV/Hasanuddin, Endang Surawahadi, saat berkunjung di Toko Tenun Sultra, Jumat (1/3/2019). (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Ketua Persit Kartika Candra Kirana Daerah XIV/Hasanuddin, Endang Surawahadi, menyatakan kekagumannya terhadap kain tenun asli Sulawesi Tenggara. Menurut istri Panglima Kodam Hasanuddin ini, tenun Sultra merupakan aset yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Bahkan, jika dikembangkan dapat membuat ibu-ibu memiliki usaha dalma bidang ini.

Hal itu disampaikan saat melakukan kunjungan di salah satu toko tenunan Sultra di Jalan Syech Yusuf Kecamatan Mandonga, Kendari, Jumat (1/3/2019), didampingi Ketua Persit Kartika Candra Kirana Daerah 143/Haluoleo Ati Yustinusdi, serta Ketua Persit Kartika Candra Kirana Kodim 1417/Kendari Iis Fajar, beserta rombongan.

Endang Surawahadi mengatakan, tujuan kunjungan tersebut untuk melihat hasil tenun dari berbagai daerah di Sultra yang tersebar pada 17 kabupaten dan kota.

“Saya suka hasil tenun Sultra karena beragam, unik dan memiliki motif yang bagus dari berbagai daerah, dan saya juga koleksi berbagai macam tenun,” kata Endang Surawahadi, Jumat (1/3/2019).

Endang berharap pemerintah daerah memotivasi dan memberi dukungan berupa pelatihan atau edukasi mengenai tenunan daerah kepada masyarakat.

“Jika dikembangkan dengan baik, maka ini akan menjadi aset perekonomian masyarakat, sehingga ibu-ibu tidak hanya rumpi tapi punya usaha sendiri,” kata Endang.

Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Kota Kendari, Waode Arnas Gusri menjelaskan, bahwa toko Tenun Sultra sengaja dihadirkan untuk mengedukasi masyarakat agar mencintai khas daerah terutama tenun.

“Besar tanggung jawab saya karena selaku pemilik toko juga sebagai kepala bidang. Jadi ini sangat berkaitan dengan tugas kami sebagai Dinas Pariwisata,” ucap Arnas Gusri.

Kain tenun yang dipamerkan yakni seluruh khas tenun daerah yang ada di Sultra. Arnas menjelaskan, setiap daerah telah ada mitra yang memesan hasil tenunnya.

“Tamu tidak hanya datang untuk membeli saja, tapi kalau cuman mau lihat bisa, dan kami akan menjelaskan tentang semua kain tenun ini,” tambah Arnas.

Harga kain tenun bervariasi mulai dari Rp 100 ribu sampai Rp 2 juta, disesuaikan dengan bahan dan motifnya. “Saya berharap dengan adanya toko ini masyarakat termotivasi mengetahui dan mampu membuat tenun sendiri,” tutupnya.

Laporan: Wa Rifin
Editor: Gugus Suryaman

  • Bagikan