Terminal Mangolo Kolaka Susah Diramaikan

  • Bagikan
Tulisan Terminal Mangolo tampak rusak. (Foto: Dok.SULTRAKINI.COM)
Tulisan Terminal Mangolo tampak rusak. (Foto: Dok.SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KOLAKA – Terminal Mangolo di Kecamatan Latambaga masih sunyi seperti hari-hari biasanya. Kawasan yang diresmikan 28 Februari lalu, sebagai tempat bongkar muat barang dan penumpang Kolaka-Kolaka Utara itu, salah satu penyebabnya karena calo penumpang.

Menurut Kepala Perusahaan Opersional Kolaka-Lasusua, Erik, mobil angkutan enggan masuk kawasan terminal lantaran plat mobil angkutan dan pribadi tidak dideteksi petugas jaga. Selain itu, adanya calo penumpang atau aheng yang membuat para sopir enggan masuk ke terminal.

“Masalahnya pertama itu, sekarang yang beroperasi sebagai mobil angkutan kebanyakan plat hitam dibandingkan plat kuning, dampaknya petugas tidak bisa membedakan mana mobil angkutan mana mobil pribadi. Kenapa demikian, karena izin angkutan yang mahal, ditambah lagi plat kuning itu disamakan bayar pajak dengan plat hitam,” ucap Erik, Kamis (9/5/2019).

“Mestinya aheng yang sering mangkal itu dikasih jelas legalitasnya yang mana aheng mana bukan. Kita sopir ini, pak kita kasih juga komisi. Saran kami ke Dishub, sistemya dulu yang dibangun jangan langsung seperti ini,” sambungnya.

(Baca: Terminal dan Pasar Mangolo di Kolaka ‘Mati Suri’)

Sunyinya Terminal Mangolo juga berimbas kepada aktivtas jual beli pedagang di lokasi setempat. Pasar Mangolo di sekitaran terminal ikut sunyi, bahkan ratusan los pasar tidak ditempati pedagang.

Misalnya, Dewi. Wanita ini mengaku tidak ada aktivitas bongkar muat di kawasan terminal. Petugas terminal pun jarang terlihat.

“Palingan ada mobil masuk cuman memutar baru pergi,” ujar pedagang sembako ini, Rabu (8/5/2019).

Kepala Dinas Perhubugan Kolaka, Wardi, menjelaskan pihaknya sudah berusaha mengfungsikan kawasan terminal. “Kalau kita tidak menjaga tidak ada yang masuk, kita tidak bisa setiap hari berdiri jaga jemput satu persatu, ditambah personel kita di lapangan terbatas. Kita tidak bisa marah setiap hari kejar-kejaran, tidak ada kesadaran mereka, memang juga permasalahan lain, sopir dan penumpang dalam kota saling kontak lewat telepon. Kita sudah berusaha maksimal fungsikan terminal, tetapi kalau kondisnya seperti ini susah,” jelasnya, Kamis (9/5/2019).

Laporan: Zulfikar
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan