Ternyata Masyarakat Buton sudah Mengenal Protokol Kesehatan sebelum Covid-19 Mewabah

  • Bagikan
Bupati Buton, La Bakry mempresentasikan kearifan lokal Budaya Buton di PWI Pusat. (Foto: Dok. Diskominfo dan Persandian Buton)

SULTRAKINI.COM: BUTON – Protokol kesehatan rupanya telah dilakukan oleh masyarakat Buton sejak dahulu kala. Kebiasaan hidup bersih dan kearifan budaya lokal masyarakat Buton dinilai mampu melawan Covid-19.

Hal tersebut dikatakan Bupati Buton, La Bakry saat mempresentasikan kearifan lokal budaya Buton pada Ajang Anugerah Kebudayaan PWI bersama sepuluh bupati/wali kota pada Kamis (16 Desember 2021).

La Bakry merupakan nominator sepuluh besar Anugerah Kebudayaan PWI Pusat, rangkaian Hari Pers Nasional.

(Baca: 10 Kepala Daerah Presentasi di PWI Pusat, Bupati Buton: Ini Apresiasi dan Pemersatu Budaya)

Dikatakan La Bakry, budaya lokal Buton memiliki cara sendiri dalam melawan wabah Covid-19. Jika pandemi sampai saat ini tercetus istilah lockdown, di Kabupaten Buton dikenal istilah Piago atau tradisi memagari kampung. Masyarakat tidak ke luar dan masuk kampung dalam kurung waktu tertentu. Hal ini merupakan kebiasaan yang diwarisi masyarakat Buton sejak lama.

“Saat Piago para tokoh adat memerintahkan warga untuk berdiam di rumah pada waktu tertentu, atas permintaan tokoh adat itu, masyarakat begitu patuh,” ucapnya.

Di Buton, kata La Bakry, masyarakat berpedoman pada falsafah Bolimo Karo Somanamo Lipu yang memiliki arti mendahulukan kepentingan umum atau kepentingan orang banyak di atas kepentingan pribadi dan golongan.

“Alhamdulillah dengan falsafah ini, masyarakat terhindar dari bahaya (Covid-19),” ujarnya.

Sementara kebiasaan cuci tangan yang terus digaungkan masyarakat di tengah pandemi saat ini, juga sudah tradisi di masyarakat Buton. Di masa lalu, rumah panggung masyarakat Buton dilengkapi dengan wadah air tepat di samping tangga, sehingga tamu yang datang bisa langsung mencuci tangan sebelum menaiki tangga rumah.

Selain ikhtiar dengan menerapkan prokes untuk melawan Covid-19, Bupati Buton juga meminta para perangkat adat dan tokoh agama untuk selalu memanjatkan doa dan duduk tolak bala guna menghindari wabah dan pandemi.

La Bakry setidaknya memberikan pemahaman pada generasi saat ini bahwa mengimplementasikan kearifan lokal dapat menjadi landasan kehidupan masyarakat di era penerapan new normal. Kesadaran hal tersebut ternyata bisa menangkal pandemi maupun lockdown yang berlandaskan zikir dan permohonan pertolongan kepada yang maha kuasa.

La Bakry mengatakan, budaya Buton harus tetap dijaga dan dilestarikan sehingga diterapkan di kehidupan sehari-hari. (C)

Laporan: Aisyah Welina
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan