SULTRAKINI.COM : JAKARTA – Pariwisata saat ini menjadi leading sector perekonomian nasional. Berbagai cara dilakukan Kementerian Pariwisata dibawah komando Menteri Pariwisata Arief Yahya melakukan berbagai terobosan untuk menjadikan pariwisata sebagai primadona di Tanah Air. Terbukti, dua tahun terakhir ini, pertumbuhan pariwisata di Indonesia meningkat sangat pesat.
Salah satu terobosan yang dilakukan Kementerian Pariwisata adalah mendekatkan dunia pariwisata ke kalangan kampus. Deputi Bidang Kelembagaan Kepariwisataan Kemenpar, Ahman Sya, mengatakan kemenpar akan mengandeng mahasiswa untuk berpartisipasi dalam dunia pariwisata dengan membuat program Pariwisata Goes to Campus ke sejumlah perguruan tinggi di Indonesia.
“Mahasiswa bisa dijadikan sebagai kader perubahan atau agent of change terutama di pariwisata. Dampaknya akan sangat terasa di masyarakat,” kata Ahman Sya, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Program Pariwisata Goes To Campus akan membidik universitas-universitas terbesar di 10 destinasi prioritas. Antara lain Danau Toba, Borobudur, Bromo-Tengger-Semeru, Labuan Bajo, Wakatobi, Morotai, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu dan Kota Tua, dan Mandalika.
“Kampus itu tempatnya para pemikir dan kaum intelektual muda yang punya semangat tinggi untuk membuat perubahan. Yang namanya mahasiswa, jika ia bergerak akan mempercepat proses perubahan termasuk pergerakan dan sosialisasi mengenai pariwisata. Jadi, apabila pariwisata melibatkan mahasiswa, akan mendapatkan kepercayaan yang lebih tinggi dari masyarakat dalam dan luar negeri,” katanya.
Setelah membangun kader di 10 destinasi prioritas, lanjut Ahman, akan dilanjutkan ke luar daerah-daerah tersebut. “Tapi tetap akan kita utamakan universitas terbesar dulu. Kalaupun kampus-kampus umum tapi yang punya pengaruh luar biasa,” ujarnya.
Ahman Sya menambahkan, kalangan kampus dan mahasiswa merupakan salah satu unsur dalam pentahelix (academy, business, government, community, media). Karena itu, pembangunan pariwisata dengan melibatkan kampus atau mahasiswa akan menjadi sebuah gerakan yang efektif.
“Sejarah Indonesia menunjukkan bahwa berbagai perubahan mendasar selalu melibatkan kalangan kampus dan mahasiswa sejak 1908, 1928, 1945, 1966, 1975, dan 1998,” kata Ahman Sya.
Lalu, apa saja program yang disiapkan dalam ‘Pariwisata Goes To Campus’ ini? Lelaki asal Ciamis, Jawa Barat, ini mengungkapkan, ada beberapa agenda yang akan dilakukan. Antara lain seminar kepariwisataan, focus group discussion (FGD), pelatihan kader intelektual pariwisata sebagai agen perubahan, pembangunan jaringan digital kader pariwisata antar-kampus, dan kongres pariwisata nasional.
“Tahun depan akan kita adakan kongres pariwisata nasional. Akan tetapi, persiapannya harus dimulai dari sekarang,” tandasnya
Persaingan yang ketat menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean saat ini membuat program ini menuntut adanya keunggulan kompetitif dan keungggulan komparatif. ”Pembinaan sumber daya manusia (SDM) adalah titik krusial dan faktor menentukan pembangunan sektor pariwisata,” ujarnya.
(Kemenpar RI)