Teror Bom Ikan di Sultra Masih Tinggi, Mabes Polri Prihatin

  • Bagikan
Beberapa handak bom ikan yang berhasil disita aparat Dit Polair Polda Sultra, Rabu (19/9/2018), (Foto : Wayan Sukanta/SULTRAKINI.COM)
Beberapa handak bom ikan yang berhasil disita aparat Dit Polair Polda Sultra, Rabu (19/9/2018), (Foto : Wayan Sukanta/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Kasus pengeboman ikan secara masif di beberapa daerah Sulawesi Tenggara (Sultra), hingga kini  masih terus terjadi. Tidak sedikit diantara pelaku pengeboman ikan dilakukan oleh para nelayan.

Berdasarkan data pengungkapan kasus oleh Direktorat Kepolisian Perairan (Dit Polair) Polda Sultra, angka pengeboman ikan sejak awal 2016 hingga September 2018, tercatat 24 kasus dengan jumlah tersangka mencapai 24 orang.

Dampak yang ditimbulkan akibat pengeboman itupun tidak kecil. Biota laut dan terumbu karang mengalami kerusakan parah dan menyebabkan ancaman terhadap populasi ikan di laut.

Kepala Korps Polisi Perairan dan Udara (Kakorpolairud), Baharkam Polri, Irjen Pol. M Qahirul Noor Alamsyah, mengatakan sebagian besar  bom ikan tersebut dirakit sendiri oleh pelaku menggunakan amonium nitrat.

Menurut Qahirul, daya ledak bom ikan tersebut bisa mencapai 30 meter dengan kerusakan yang cukup parah. Hal ini dianggap sebagai cara instan oleh para pelaku untuk mendapatkan ikan dengan jumlah banyak.

“Maraknya penggunaan bahan peledak itu, merupakan suatu ancaman yang berbahaya bagi kelangsungan hidup biota laut. Olehnya itu, kepolisian terus gencar melakukan pengungkapan terhadap para pelakunya,” ujar Qahirul, di Mapolda Sultra, Rabu (19/9/2018).

Jenderal Polisi bintang dua ini menambahkan, empat pelaku yang diamankan pada 30 Juli 2018 lalu, statusnya kini telah ditetapkan sebagai tersangka.

Keempat pelaku, terbukti menyimpan handak jenis amonium nitrat yang akan digunakan untuk membuat bom ikan.

“Keempat tersangka ini bersama barang bukti, sudah tahap dua dan diserahkan kepada jaksa penuntut umum (JPU). Untuk barang bukti yang sudah diamankan secara keseluruhan sejak tiga tahun terakhir diantaranya, amonimum nitrat sebanyak 15.496 ton, detonator 3.508 buah, bom ikan siap ledak 141 botol dan kapal yang digunakan pelaku sebanyak 13 unit,” jelasnya.

Laporan: Wayan Sukanta
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan