Terumbu Karang Rusak Gara-gara Tikus, Kok Bisa?

  • Bagikan
tikus dapat merusak terumbu karang. Foto: Tafaqquh.com
tikus dapat merusak terumbu karang. Foto: Tafaqquh.com

SULTRAKINI.COM: Bagaimana bisa tikus merusak habitat terumbu karang? padahal tidak ada alasan bagi tikus bersentuhan langsung dengan terumbu karang.

Menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Nature International Journal of Science, tikus-tikus telah mengusik populasi seabirds (burung laut) di 90 persen kepulauan dunia. Para ilmuwan yang mempelajari terumbu karang di pulau-pulau tropis mengatakan, populasi tikus sangat mengancam kelangsungan hidup ekosistem laut.

Dikutip dari BBC pada Jumat (13/7/2018), tikus memusnahkan populasi burung laut yang dapat mengurangi volume kotoran burung sebagai pupuk alami bagi terumbu karang. Temuan yang tidak biasa ini dituangkan ke dalam sebuah artikel ilmiah yang diterbitkan oleh jurnal Nature.

Profesor Nick Graham dari Universitas Lancaster di Inggris mengatakan, sebuah lawatan baru-baru ini di Kepulauan Chagos Samudera Hindia, terdapat perbedaan mencolok antara pulau-pulau yang dipenuhi tikus dengan pulau-pulau tanpa tikus.

“Di mana ada tikus, langit di atasnya kosong, pulau-pulau sangat sepi. Apabila Anda pergi ke pulau-pulau yang bebas tikus, langitnya dipenuhi burung laut, sangat ramai, dan bau. Anda bisa mencium bau guano atau kotoran burung di udara,” ungkap Graham.

Tikus memangsa telur burung, anak ayam, dan burung dewasa. Pulau-pulau yang bebas tikus memiliki burung laut lebih banyak dan kandungan nitrogennya lebih kaya dalam tanah yang kemudian mengalir ke laut, yang bermanfaat bagi ganggang rumput dan ikan.

“Nutrisi ini meluber ke karang,” jelas Prof Graham. Dia dan timnya mampu melacak sumber nutrisi tersebut dengan menganalisis ganggang dan bunga karang yang tumbuh di terumbu karang.

Di pulau-pulau bebas tikus, burung laut termasuk booby, Cikalang, noddies, shearwater, dan terns melakukan perjalanan ratusan kilometer untuk makan di lautan. Ketika kembali ke pulau, mereka menyimpan banyak nutrisi dari ikan yang dimakan.

Prof Nick dan tim peneliti yang dipimpinnya, berencana segera melakukan advokasi proyek pemberantasan tikus di pulau-pulau di seluruh dunia, khususnya yang berada di wilayah tropis.

Kekayaan terumbu karang dan kehidupan lautnya memberi penghidupan bagi jutaan orang di seluruh dunia, sehingga penurunan populasinya turut memicu krisis kemanusiaan.

Jadi, siapa pun yang peduli tentang kepunahan dan keanekaragaman hayati maka perlu rasa peduli yang besar tentang masa depan terumbu karang.

Sumber: Kompas.com, Liputan6.com dan VOAindonesia

Penulis: Hariati

  • Bagikan