Tidak Diperbolehkan Masuk Ruang Debat, Sejumlah Wartawan di Wakatobi Meliput Melalui Live Streaming

  • Bagikan
Sejumlah wartawan di Wakatobi menyaksikan Debat Publik calon kepala daerah melalui telepon genggam di luar ruangan, Minggu (22/11/2020). (Foto: Amran Mustar Ode/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: WAKATOBI – Sejumlah wartawan tidak diberikan akses untuk masuk di ruang Debat Publik pasangan calon bupati dan wakil bupati Wakatobi periode 2021-2026 di Sanggar Budaya Wakatobi oleh panitia penyelenggara, Minggu (22/11/2020). Bahkan, panitia tidak memperkenankan wartawan untuk masuk ke ruang debat untuk mengambil gambar.

“Tadi saya izin masuk ambil gambar, tapi katanya panita (staf KPU Wakatobi) nanti sebentar, tapi sampai debat selesai kita tidak disuruh masuk,” ucap wartawan Tribunbuton.com, Duriani.

Sementara itu, wartawan Bumisultra.com, La Ilu Mane menilai KPU Wakatobi lebih terbuka terhadap wartawan sebab wartawan salah satu pilar demokrasi dimana mampu memberikan pemahaman yang utuh kepada publik. Namun, wartawan yang datang untuk meliput kegiatan tersebut tidak diperkenankan masuk hingga berakhirnya acara. Sehingga wartawanpun hanya menyaksikan Debat Publik melalui live streaming di Youtube dan Facebook.

Padahal, sehari sebelum debat berlangsung dihubungi via telepon oleh Ketua KPU Wakatobi, Abdul Rajab untuk memperbolehkan wartawan mengabadikan gambar di sela rehat debat.

Hal yang sama juga diungkapkan Kasubag Teknis KPU Wakatobi, Majid. Wartawan diperbolehkan mengambil gambar saat debat berlangsung, walaupun tidak menggunakan tanda pengenal khusus.

Pantuan Sultrakini.com, Debat Publik Pilkada 2020 dibuka resmi oleh KPU sekitar pukul 10.05 Wita. Wartawan hanya menyaksikan debat secara live streaming di telepon masing-masing.

Paslon nomor urut 01, Arhawi-Hardin La Omo tiba lebih awal di lokasi debat sekitar pukul 09.45 Wita. Sementara paslon nomor urut 02, Haliana-Ilmiati Daud tiba sekitar pukul 09.56 Wita.

Puluhan personel Polres Wakatobi juga nampak mengamankan jalannya debat tersebut. (C)

Laporan: Amran Mustar Ode
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan