Tiga Bendungan Diresmikan Jokowi Oktober Ini, Termasuk Bendungan Ladongi

  • Bagikan
Kepala BWS IV Sulawesi Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Agus Safari (kanan), Humas BWS, Rahmat Sanusi (kiri). (Foto: Al Iksan/SULTRAKINI.COM)
Kepala BWS IV Sulawesi Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Agus Safari (kanan), Humas BWS, Rahmat Sanusi (kiri). (Foto: Al Iksan/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Sebanyak tiga bendungan yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) akan diresmikan Presiden Joko Widodo pada Oktober 2021, satu diantaranya adalah Bendungan Ladongi, di Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara.

Sedangkan dua lainnya yaitu Bendungan Bintang Bano di Kecamatan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dijadwalkan 18 Oktober 2021. Berikutnya, Bendungan Karallloe di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan dijadwalkan pada 21 Oktober 2021. Sementara di Sultra direncanakan akhir Oktober.

Kepala BWS IV Sulawesi Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Agus Safari menuturkan presiden direncanakan bertandang ke Sulawesi Tenggara (Sultra) dalam rangka peresmian bendungan Ladongi pada 28 Oktober 2021 mendatang.

“Jadwal tersebut masih dapat berubah mengingat padatnya jadwal kegiatan presiden,” ujarnya, Rabu (13/10/2021).

Dia bilang, pekerjaan bendungan saat ini tinggal sedikit perampungan atau akan memasuki tahapan finishing seperti puncak bendungan, landscape taman, dan jalan dari Rate-rate menuju bendungan yang berjarak sekitar 12 Km. BWS menargetkan selesai pada 15 Oktober dan setelahnya akan dilakukan pembersihan di sekitar lokasi bendungan.

Agus juga mengungkapkan bahwa proses impounding atau pengisian awal waduk sementara dilakukan sejak 30 September lalu, sehingga ketinggian air dalam bendungan sekarang sudah naik lebih dari 20 meter.

“Nanti sudah naik ke area yang melebar baru volumenya bisa besar. Diperkirakan 10 sampai 11 bulan dengan kondisi normal sudah akan mengalir keatas dan melintas melalui Spillway,” ujarnya.

Bendungan Ladongi kata Agus, memiliki potensi pembangkit listrik tenaga air sebesar 1,3 Mega Watt. Namun biasanya investor yang akan memasang itu dengan menjual tenaga yang dihasilkan ke PLN.

Diketahui, Bendungan Ladongi merupakan bendungan tipe urugan batu dengan tanah lempung yang dibangun oleh kontraktor BUMN PT Hutama Karya (Persero) bekerjasama dengan kontraktor swasta nasional yakni PT Bumi Karsa (KSO).

Biaya pembangunannya bersumber dari APBN melalui skema multiyears kontrak tahun 2016-2021 senilai Rp1,14 triliun. 

Bendungan ini akan menyiapkan air baku dengan debit 0,12 meter kubik per detik. Bendungan nantinya dimanfaatkan untuk mengairi areal persawahan dengan layanan irigasi seluas 3.604 hektar.

Bendungan juga mampu mengendalikan banjir di wilayah hilir sungai Ladongi dengan menahan air saat musim hujan sebesar 132,25 meter kubik per detik. (B)

Laporan: Al Iksan
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan