Tiga Lembaga Internasional Bahas Cagar Biosfer di Wakatobi

  • Bagikan
Saat Konfrensi Pers Berlangsung. (Foto: Amran Musta Ode/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: WAKATOBI – Sebulan menjelang akhir masa jabatannya, Bupati Wakatobi, Hugua masih menunjukan eksetensinya di kancah internasional. Hal ini dilakukan dengan membawa tiga lembaga internasional untuk melaksanakan Konfrensi Cagar Biosfer Regional Asia Pasific di Kabupaten Wakatobi.

 

Rencananya ketiga lembaga tersebut yakni Coral Triangle Initiative – Local Gavernment Network (CTI-LGN), Aswindo dan Mab – Unesco, akan menyelenggarakan konfrensi, mulai 2 hingga 4 Juni 2016. Konfrensi ini sendiri akan dihadiri oleh perwakilan 6 negara yang tergabung dalam CTI-LGN yaitu Malaysia, Timur Leste, Filipina, Kepulauan Solomon dan Papau Nugini. Selain itu, turut hadir juga puluhan Gubernur, Bupati dan Walikota serta perwakilan Dinas Kelautan dan Perikanan daerah pesisir Indonesia.

 

Derektur Unesco, Shahbaz Khan saat konfrensi pers mengatakan, ada lima rencana aksi yang dibahas dalam diskusi kali ini. Rencana aksi yang dihasilkan ini, diharapkan dapat dijalankan oleh ratusan negara lain tentang bagaimana mengimplementasikan peran pemerintah daerah yang lebih kuat dalam mengelolah cagar biosfer.

 

Alasan dipilihnya Kabupaten Wakatobi sebagai tempat penyelenggaraan konfrensi ini karena Wakatobi merupakan contoh kerja sama yang baik, dimana kearifan lokalnya mendukung hasil kesepakatan yang telah dibangun saat konfrensi cagar biosfer tahun 2016 yang dilaksanakan di Peru.

 

Sementar itu, Conservation Of Nature Resource and Ecosytem, Tachir Fathoni menjelaskan, ada tiga hal baru dalam sistem pemanfaatan cagar biosfer sekarang, dibandingkan dengan yang lama, yakni pertama sistem sistem lama lahan kawasan konservasi, hanya fokus kepada konservasinya saja, dan sekarang cagar biosfer itu terintegrasi antara kawasan konservasi dan lingkungan sekitarnya menjadi satu kesatuan.

 

Kedua, dulu masyarakat harus dikeluarkan dari kawasan konservasi, namun sekarang mereka akan duduk harmoni dengan lingkungan tersebut. Ketiga, dulu Undang-Undang mengatakan bahwa kawasan konservasi itu semuanya otoritas pemerintah pusat, maka sekarang pemerintah daerah akan bersama-sama dalam mengelolah kawasan konservasi itu.

 

Sekretaris Man and the Biosphere (MAB), Han Qunli mengakui Bupati Wakatobi, Hugua bisa menerjemahkan apa yang diinginkan masyarakat dalam kawasan konservasi, hingga saat ini pendekatan bukan hanya dari atas kebawa namun juga dari bawa keatas.

 

\”Sekarang kita bisa melihat dengan chanel yang ada di wakatobi seperti yang dilakukan pak Hugua sebagai dimana ia bisa menerjemahkan apa yang masyarakat inginkan di wakatobi,\” ucap Ham Quinli

 

Dikesempatan ini, Bupati wakatobi, Hugua memaparkan, tiga lembaga ini bukan hanya fokus di cagar biosfer atau kawasan konservasi namun juga lembaga ini bergerak di dalam bidang pengetahuan, pendidikan, dan kebudayaan. Konfrensi ini, kata Hugua, akan menghasilkan kebijakan yang strategis sebagai konsep-konsep yang akan turun ke bawah untuk kepentingan masyarakat.

 

\”Kami para Gubernur, Bupati, Walikota yang tergabung dalam organisasi ini akan memasukan hasil kesepakatan dalam konfrensi ini ke program pemerintah daerah agar kebutuhan dalam menjaga cagarbiosfer bisa dianggarkan melalui APBD sehingga betul-betul cagar biosfer ini tidak cuma direncanakan tapi di aplikasikan pada masyarakat.\” kata ketua Aswindo dan LGN ini

 

Hasil konferensi ini, akan melahirkan sebuah komitmen bersama yang nantinya akan menginspirasi 120 negara dengan 669 cagar biosfer. Seluruh bupati walikota di dunia yang ada di cagar biosfer nanti terinspirasi dari komitmen yang telah di bangun di Wakatobi.

  • Bagikan