Tips Mendapatkan Beasiswa Luar Negeri, Berikut Curhatan Para Alumni

  • Bagikan
Alumni LPDP Swedia Yudhi Dwi Hartono dan penerima beasiswa AMINEF, Nurdian Djuhasin. (Foto : Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)
Alumni LPDP Swedia Yudhi Dwi Hartono dan penerima beasiswa AMINEF, Nurdian Djuhasin. (Foto : Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Mendapatkan beasiswa pendidikan di dalam dan luar negeri, tentu cita-cita sebagian besar orang. Rupanya, mendapatkan beasiswa tidaklah sesulit yang dibayangkan. Ditambah, banyaknya program milenial kerja sama pemerintah pusat dengan sejumlah negara di bawah pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), berdasarkan informasi dari Internasional Scholarship Alumni Sulawesi (INSANS). Alumni luar negeri bantuan beasiswa LPDP dari Kementerian Keuangan RI tercatat mencapai 50 orang dan itu dari berbagai perguruan tinggi dalam dan luar negeri.

Yudhi Dwi Hartono, salah satu penerima beasiswa LPDP berkesempatan menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Swedia.

Kata Yudhi, salah satu syarat mendapatkan beasiswa luar negeri cukup mudah, apalagi banyaknya program beasiswa saat ini. Semua mahasiswa yang ingin lanjut ke strata dua (S2) maupun S3 di dalam maupun di luar negeri, khusus program beasiswa LPDP cukup memenuhi syarat-syaratnya. Utamanya, Toelf harus mencapai poin 550 untuk luar negeri dan poin 400 untuk universitas dalam negeri, ditambah persyaratan berkas pendukung.

Bahkan saat ini, katanya untuk masuk dan mendaftarkan diri di beasiswa LPDP bisa diakses online.

“Beasiswa LPDP ini sebenarnya bagus sekali karena tidak ada batasan kuota, apalagi khusus dari daerah- daerah terpencil itu ada prioritas. Jadi siapa saja selama itu memenuhi syarat-syarat seperti Toelf dan rekomendasi dari daerah itu bisa langsung diterima,” jelas Yudhi kepada Sultrakini.com, Jumat (5/4/2019).

Manfaatnya dari beasiswa LPDP sangat banyak. Mulai dari biaya perjalanan menuju tempat kuliah, pulang, penginapan, biaya hidup, biaya kuliah hingga uang saku ditanggung pemerintah melalui anggaran beasiswa tersebut.

Disisi lain kata alumni S1 Teknik Sipil UHO, setelah lulus studi alumni LPDP memiliki keistimewaan dalam mencari lapangan pekerjaan. Jadi tidak ada istilah kata ‘nganggur’ karena ada komunitas khusus alumni sebagai jejaring dan selalu diprioritaskan.

“Setelah kita masuk di program beasiswa itu, mahasiswa LPDP dibekali berbagai kegiatan dan keahlian khusus di bidang masing-masing, sehingga setelah lulus mereka dituntut bisa mengabdikan diri di daerah,” tambah alumni Swedia Jurusan Manajemen Konstruksi itu yang saat ini menjabat sebagai dosen sekaligus ketua Program Studi Jurusan Teknik Arsitektur UMK Kendari.

Lain halnya dengan Yudhi, Nurdian Djuhasin juga punya cerita. Penerima beasiswa magang kerja Luar Negeri melalui bantuan American-Indonesia Exchange Foundation (AMINEF) beasiswa kerja sama pemerintah Amerika Serikat (AS)-Indonesia ini mendaftar beasiswa pada 2015.

Dia mendaftar di beasiswa profesional development di AS. Beasiswa khusus yang sudah kerja bukan mendapatkan gelar S2 dan S3. Beasiswa tersebut untuk peningkatan kualitas bagi pekerja bukan untuk biaya kuliah melalui magang.

Dijelaskannya, beasiswa AMINEF sendiri ada banyak jenisnya, seperti profesional development khusus beasiswa kerja dan beasiswa Fulbright khusus studi gelar S2 maupun S3, maupun beasiswa pertukaran pelajar antar negara, dan beasiswa mengajar.

Dirinya diterima kuliah di Bellingham Washington. Kala itu, dia kuliah sambil magang kerja di hotel Marriott Washington. Dan itu semua ditanggung oleh pemerintah Indonesia.

Penerima beasiswa saat ini dari Sultra jumlahnya sangat sedikit bahkan baru lima alumninya. Sehingga ini menjadi peluang bagi masyarakat ataupun mahasiswa.

“Manfaat dari beasiswa itu sangat banyak, mulai dari biaya makan, tempat tinggal, biaya kuliah, seperti buku, dan lainnya ditanggung semua. Jadi tidak ada ruginya bagi kita yang mau belajar,” ucap alumni UHO Jurusan Bahasa Inggris angkatan 2003 itu.

Cara mendapatkan beasiswa tersebut, lanjutnya sangat mudah karena diakses online. Jika mau mendapatkan informasi tentang itu, pihaknya selalu mengadakan workshop melalui organisasi alumni luar negeri.

Dirinya berharap, mahasiswa-mahasiswa dari Sultra bisa mengikuti jejak mereka. Aspek pengalaman juga sangat banyak manfaat dan berdaya saing. Disisi lain, menjadi modal mendapatkan kerja.

Diera pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, pemerintah fokus melakukan pembangunan sumber daya manusia (SDM) melalui pemberian bantuan pendidikan dan beasiswa dari jenjang pra-sekolah hingga SD, SMP, SMA, pendidikan madrasah, jenjang pendidikan tertinggi S3 bagi seluruh anak bangsa yang berpotensi, terutama kurang mampu dan berprestasi. (Adv)

Laporan: Hasrul Tamrin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan