SULTRAKINI.COM: BAUBAU – Sedikitnya 607 unit bantuan bidang perumahan disalurkan Pemerintah Kota Baubau, Sulawesi Tenggara. Setiap pemilik rumah yang mendapatkan bantuan bidang perumahan akan mendapatkan Rp 17,5 juta.
Total bantuan di bidang perumahan di Kota Baubau 607 unit, terdiri dari bantuan rumah swadaya 184 unit, bantuan stimulan perumahan swadaya melalui program National Affordable Housing Program (BSPS NAHP) 200 unit, BSPS strategis berjumlah 183 unit, berasal dari APBD Provinsi Sultra berjumlah 20 unit, dan APBD-P Kota Baubau 2020 berjumlah 20 unit.
Wali Kota Baubau, AS Tamrin secara simbolis menyerahkan bantuan kepada masyarakat. menurutnya, Pemkot telah berperan aktif mengatasi permasalahan penyelenggaraan urusan di bidang perumahan dan kawasan kumuh.
Hal ini dibuktikan dengan adanya pengurangan rumah tidak layak huni sebanyak 2.500 unit, serta koordinasi pembangunan rumah khusus dan rumah susun untuk mengurangi angka backlog, yaitu kesenjangan jumlah rumah yang dibutuhkan masyarakat dibanding jumlah rumah layak huni.
“Fasilitas pembangunan rumah komersil bagi pengembang sebanyak 53 pengembang, serta Program Kotaku dan penataan lingkungan permukiman untuk mengurangi luasan permukiman kumuh sebesar 19,87 hektare,” ucapnya, Selasa (27/10/2020).
Wali Kota Baubau menambahkan, pihaknya akan mengusulkan program anggaran termasuk strategi terkait perumahan dan kawasan permukiman yang mencakup penyusunan basis data perumahan Provinsi Sultra.
Ia juga berharap, hal tersebut dapat terus meningkatkan kapasitas, pemahaman dan tanggung jawab pada masing-masing Pokja PKP-baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota dapat terjalin silaturahmi, fungsi koordinasi, sinkronisasi dan kolaborasi dari berbagai sektor pada pengembangan kebijakan strategi.
Turut mendampingi pada penyerahan bantuan stimulan tersebut Anggota DPD RI Wa Ode Rabia Adawia Ridwan, Baso Amrin Natsir, Kepala SNVT Penyediaan Perumahan Provinsi Sultra Sugiharjo, Kepala Balai P2P Sulawesi III, Kadis Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Baubau Yulia Widiarti. (C)
Laporan: Aisyah Welina
Editor: Sarini Ido
