TPID Sultra Pantau Harga Sembako Jelang Ramadan 2021, Hasilnya

  • Bagikan
Sekda Provinsi Sultra, Nur Endang Abbas bersama TPID Sultra memantau harga dan ketersedian bahan pokok di Pasar tradisional Kota Kendari. (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Dalam rangka menjaga kestabilan harga dan ketersediaan bahan pokok guna mengantisipasi kenaikkan harga menjelang Ramadan 2021, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sulawesi Tenggara memantau pasar tadisional, distributor barang kebutuhan pokok, dan ritel modern, Kamis (8/4/2021).

Sekretaris Daerah Provinsi Sultra, Nur Endang Abbas, mengatakan ketersediaan bahan pokok di pasar tardisional cukup dan ada juga ditemukan terjadi kenaikkan harga, seperti cabai tetapi harganya saat ini mulai turun dan beranjak normal.

“Kanaikkan harga di pasaran fluktuatif ada yang tinggi sedikit hampir 40 persen, khususnya cabai, tapi kenaikkan harga ini lebih rendah dibanding beberapa pekan yang lalu sampai Rp 60 ribu perliter dan sekarang Rp 35 ribu perliter, itupun lumayan walaupun untuk sehari-hari biasanya Rp 30 ribu dan ini masih bisa ditoleransi, hingga kini belum ada sembako yang melonjak tanpa terkendali,” ucapnya ketika memantau harga di pasar, Kamis (8/4/2021).

Menurutnya, kenaikkan harga sembako ditunjang oleh petani lokal, sebab petani sudah menaikkan harga dan kondisi cuaca yang juga menekan angka rendahnya produksi petani.

“Petani juga menaikkan harga mungkin ini menjadi kebiasaan mereka pada hari-hari tertentu dan ditunjang lagi permintaan pasar yang meningkat,” ujarnya.

Di sisi lain Sekda Sultra bersyukur di tengah pandemi Covid-19 daya beli masyarkat mulai beranjak normal dibandingkan suasana 2020. Hal ini dinilainya dari penjualan daging di pasar tidak ada kenaikkan harga tetap di harga normal seperti hari-hari biasa.

“Ini yang perlu kita syukuri tingkat pertumbuhan dan kegiatan ekonomi sudah berjalan, dibandingkan tahun lalu pembeli sangat sepi tapi distribusi ketersediaan bahan pokok ada cuman karena pembelinya yang kurang, di masa pandemi masyarakat takut ke luar seperti itu kondisinya menyebabkan penjual juga kesusahan,” terangnya.

Berdasarkan pantauana TPID Sultra, pedagang di pasar tradisional lebih banyak yang menjual bahan pokok lokal hasil petani lokal. Namun, pedagang melakukan pengambilan bahan pokok dari luar daerah, seperti Sulawesi Selatan akan rugi dari biaya transportasi.

“Ini menjadi kesyukuran kita semua dengan seperti ini kesejahteraan petani dapat meningkat. Saat ini untuk ketersedian semua produk sudah ada, lalu kualitas juga sama dengan luar daerah,” tambahnya.

Sementara itu, harga beras di Pasar Korem Kota Kendari mengalami kenaikkan masing-masing Rp 1.000,- perliter dan kenaikkan harga tersebut berlangsung dua bulan terakhir.

Imran, seorang pedagang beras, mengatakan kenaikkan harga beras tergantung pada proses panen petani di Sultra, jika stok petani banyak, harga dijualkan pedagang di pasar juga terjangkau atau lebih murah.

“Harga sekarang beras Dolog Rp 9 ribu perliter, beras kepala Rp 9 ribu perliter, beras Santana Rp 9 ribu perliter, beras Ciliwung Rp 8.500 perliter, dan beras Konawe Rp 8,500,” jelasnya. (B)

Laporan: Wa Rifin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan