SULTRAKINI.COM: KENDARI – Hari lebaran biasanya identik dengan berbagi kue untuk para tamu. Tradisi tersebut, untuk menyemarakkan ajang kunjung-mengunjungi bersama keluarga, tetangga dan teman lainnya.
Tradisi kue-kue lebaran sebetulnya tidak diharuskan ada di hari lebaran. Bahkan tidak ada dalil atau hadist tentang anjuran kue di hari kemenagan itu.
Namun suasana tersebut, tidak terlepas dari semarak untuk saling silahturahmi. karena kue tersebut dapat dijadikan suguhan untuk menjamu tamu yang datang dirumah.
“Rasulullah menganjurkan untuk menyambut lebaran dengan suka cita. Saling silahturahmi saat itu sebagai bentuk kesyukuran dan adab-adab dalam bertamu dengan suguhan-suguhan,” jelas Ustazah Siti Suraidah, Jumat (1/7/2016).
Rasulullah Saw juga bersabda: Barangsiapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silahturahmi.
Sehingga ketika lebaran, kue bukan menjadi faktor keharusan menyambut Ramadan, dilakukan dengan ikhlas dan tidak berlebih-lebihan. Namun ada yang seharusnya diutamakan saat itu tiba, yaitu kasih sayang dan kepedulian sesama manusia.
Kasih sayang dengan melakukan silahturahmi. Dan kepedulian dengan bersedekah kepada yang membutuhkan. “Jadi bukan sekedar hura-hura,” tambahnya.
Menurutnya, di zaman rasulullah suguhan saat lebaran dilakukan sambil diiringi rabana-rabana.