Tradisi Lisan UHO Lestarikan Permainan Tradisional

  • Bagikan
Siswa saat melakukan permainan cuke. (Foto: Istimewa/SULTRAKINI.COM)
Siswa saat melakukan permainan cuke. (Foto: Istimewa/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Jurusan Tradisi Lisan Universitas Halu Oleo (UHO) terus memperkenalkan berbagai jenis permainan tradisional kepada para generasi muda. Terbukti Sabtu (03/11/2018) lalu jurusan itu mensosialosasikan enam permainan tradisional di SD 1 dan 11 Abeli.

Ketua Jurusan Tradisi Lisan, Sitti Hermina, menuturkan ada enam permainan tradisional yang dikenalkan kepada para murid. Permainan itu meliputi, cuke, kaboiboi, iyeiye, engrang batok kelapa, congklak dan ase. Hasilnya, jenis permainan tradisional seperti ini sudah tidak kenal para murid.

“Sebab itu, para murid sangat antusias untuk melakukan dengan permainan ini. Selain itu, kami juga langsung menyerahkan alat permainan pada dua sekolah tersebut,” ungkapnya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (06/11/2018).

Siswa saat melakukan permainan congklak. (Foto: Istimewa/SULTRAKINI.COM
Siswa saat melakukan permainan congklak. (Foto: Istimewa/SULTRAKINI.COM

Dia menjelaskan, permainan tradisional mesti dilestarikan karena banyak nilai-nilai pendidikan karakter yang ada di dalamnya. Seperti mengajarkan disiplin, kejujuran, toleransi, kerja sama, sportivitas serta bersahabat dan komunikatif. Olehnya itu, pihaknya terus berupaya mengenalkan berbagai jenis permainan tradisional ini.

“Kami berharap permainan yang banyak menanamkan nilai karakter ini tetap dilestarikan. Artinya, permainan tradisional tidak pudar dengan banyaknya jenis permainan modern,” harapnya.

Dia mengungkapkan, kegiatan tersebut merupakan program pengabdian dosen, sekalgus praktek mata kuliah mahasiwa tradisi lisan. Dengan demikian, selain dua sekolah di Abeli, pihaknya sudah melaksanakan kegiatan yang di sekolah tengah kota, yakni SD 13 Poasia dan SD 1 Poasia.

“Kita ingin membandingkan pengenalan permainan tradisional di tengah dan pinggiran kota. Namun hasilnya sama, yakni banyak permainan tradisional yang tidak dikenal. Rata-rata mereka hanya melihat permainan itu dalam film anak-anak yang ada dilayar kaca,” tutupnya.

Laporan: Muh Yusuf
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan