Tren Covid-19 di Sulsel Meningkat

  • Bagikan
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi

Masyarakat diimbau mengurangi mobilitas serta selalu menjaga protokol kesehatan, terutama menjelang tahun baru 2022. Hal ini untuk mencegah tren kenaikan kasus covid-19, sebagaimana sudah terjadi di sepuluh provinsi. Termasuk Sulawesi Selatan.

SULTRAKINI.COM: Provinsi Sulawesi Selatan merupakan satu di antara 10 provinsi di tanah air yang mengalami tren kenaikan kasus Covid-19.

“Sebanyak 10 provinsi mengalami tren kenaikan kasus adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Timur, Jambi, Kalimantan Utara, Banten, dan Sulawesi Selatan,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, Senin (7 Desember 2021) seperti dikutip dari siaran pers yang diterima SultraKini.com.

Menteri Johnny G. Plate mengatakan hal itu berdasarkan data Satgas Covid-19, sehingga masyarakat diminta untuk tetap waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Data serupa juga diungkapkan oleh Kementerian Kesehatan RI yang menyebutkan terdapat 10 provinsi dengan sinyal peningkatan kasus Covid-19.

Berdasarkan data yang dimiliki per tanggal 23 Desember 2021, 10 provinsi yang terlihat mengalami tren kenaikan kasus adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Timur, Jambi, Kalimantan Utara, Banten dan Sulawesi Selatan.

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi menyebutkan kenaikan kasus di sejumlah provinsi itu disebabkan oleh mobilitas masyarakat yang meningkat karena adanya arus balik pada akhir tahun Jawa maupun Bali atau menjadi tempat transit dan tempat tujuan wisata.

Selanjutnya, mobilitas penduduk di Maluku, Nusa Tenggara dan Papua, juga terlihat meningkat melebihi kondisi pra-pandemi Covid-19. Begitu pula dengan mobilitas penduduk di Jawa dan Bali. Meskipun masih di bawah kondisi pra-pandemi, tetapi sudah terlihat meningkat sejak awal Desember hingga saat ini.

Untuk mencegah kenaikan kasus meluas di daerah lain, Johnny meminta pemerintah daerah untuk tegas menegakkan protokol kesehatan dan ketat mengawasi menggunakan aplikasi PeduliLindungi di wilayahnya.

Selain itu, masyarakat juga diimbau patuh protokol kesehatan serta mengurangi mobilitas serta menjauhi kerumunan. Pasalnya, berdasarkan catatan Satgas COVID-19, peningkatan mobilitas masyarakat telah terjadi seiring dengan arus balik akhir tahun di Jawa maupun Bali yang sekaligus menjadi tempat transit dan tempat tujuan wisata. Tidak hanya Jawa dan Bali, Satgas COVID-19 juga mencatat mobilitas penduduk di Nusa Tenggara dan Papua mengalami peningkatan tren kenaikan kasus melebihi kondisi pada saat pra-pandemi.

“Pemerintah mengimbau masyarakat mengurangi mobilitas serta selalu menjaga protokol kesehatan,” ujarnya.

Menkominfo menegaskan, pemerintah berkomitmen untuk terus melakukan pengawasan mobilitas masyarakat menjelang Tahun Baru 2022. Hal ini dilakukan untuk mencegah kenaikan kasus COVID-19 lebih lanjut di berbagai daerah.

“Harapannya dalam waktu dekat akan tertangani dengan baik,” ujarnya.

Johnny menambahkan, pemerintah pun telah mengumumkan pembatasan perjalanan masyarakat. Masyarakat harus sudah divaksin jika ingin melakukan perjalanan pada periode 24 Desember 2021 sampai dengan 2 Januari 2022.

Pemerintah juga memastikan semua kelompok terutama kelompok rentan seperti penduduk lanjut usia (lansia), ibu hamil, orang dengan penyakit penyerta, dan anak-anak mendapatkan vaksinasi dengan baik.

“Pemerintah terus melakukan pengawasan dan pencegahan agar tidak terjadi lonjakan kasus COVID-19 pada saat liburan tahun baru,” ujar Menkominfo.

Laporan: M Djufri Rachim

  • Bagikan